Ekonomi

Rupiah Tembus Level Rp 16171 Per Dolar AS Ini Penjelasan BI

Avatar of sulseltimes
0
×

Rupiah Tembus Level Rp 16171 Per Dolar AS Ini Penjelasan BI

Sebarkan artikel ini
Rupiah Tembus Level Rp 16171 Per Dolar AS Ini Penjelasan BI
Ilustrasi pedagang menggunakan rupiah untuk belanja (doc ist)
WhatsApp Logo
Sulsel Times Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Sulseltimes Jakarta  — Bank Indonesia (BI) menyatakan optimisme tinggi terhadap potensi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan keyakinannya ini dalam konferensi hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada Jumat (24/01).

Perry menegaskan, stabilitas nilai tukar menjadi prioritas utama untuk menjaga inflasi, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta memperkuat sistem keuangan nasional.

“Kami melihat rupiah memiliki peluang besar untuk menguat, bahkan jika dibandingkan dengan mata uang negara maju dan regional. Stabilitas ini menjadi fondasi penting bagi penguatan nilai tukar ke depan,” ujar Perry dalam konferensi tersebut.

Faktor Pendukung Penguatan Rupiah

Rupiah Tembus Level Rp 16171 Per Dolar AS Ini Penjelasan BI
Ilustrasi pedagang menggunakan rupiah untuk belanja (doc ist)

Perry menjelaskan bahwa potensi penguatan rupiah sangat bergantung pada beberapa faktor, termasuk pergerakan indeks dolar AS (DXY) dan arus investasi yang masuk ke pasar keuangan domestik.

Pada triwulan III tahun lalu, aliran masuk investasi ke Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 60,7 triliun, sementara investasi ke Sertifikat Bank Indonesia (SRBI) tercatat sebesar Rp 54,2 triliun.

Angka-angka ini menjadi indikator positif bagi penguatan nilai tukar rupiah.

“Kondisi ini menunjukkan bahwa inflow investasi sangat menentukan penguatan nilai tukar. Selain itu, implementasi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dari Sumber Daya Alam (SDA) juga diharapkan dapat menjaga stabilitas rupiah ke depan,” jelas Perry.

Pergerakan Rupiah di Pasar Spot

Mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot pada Jumat (24/01) sore tercatat menguat sebesar 0,69% atau 112 poin, ditutup di level Rp 16.171,5 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menunjukkan penguatan dari Rp 16.276 per dolar AS pada Kamis (23/01) menjadi Rp 16.200 per dolar AS pada Jumat (24/01).

Namun, dinamika di pasar mata uang masih menunjukkan fluktuasi. Pada Kamis (23/01), rupiah sempat melemah 0,03% ke level Rp 16.283,5 per dolar AS, seiring penguatan indeks dolar AS sebesar 0,19% ke posisi 108,36.

Pergerakan ini juga memengaruhi mata uang Asia lainnya, seperti yen Jepang (-0,05%), yuan China (-0,14%), dan won Korea Selatan (-0,31%).

Pengaruh Kebijakan Ekonomi Global

Tekanan eksternal terhadap rupiah turut dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi proteksionis Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump.

Kebijakan yang diumumkan baru-baru ini, termasuk tarif impor sebesar 10% terhadap China mulai Februari, turut meningkatkan ketidakpastian pasar global.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa langkah tersebut memberikan dampak signifikan pada volatilitas pasar.

“Meski ada upaya AS untuk meningkatkan produksi energi, banyak analis meragukan dampak signifikan dalam waktu dekat, terutama dengan volatilitas pasar yang tinggi,” kata Ibrahim.

Optimisme Domestik Tetap Tinggi

Di tengah tantangan eksternal, BI tetap optimis terhadap prospek ekonomi nasional.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 diproyeksikan berada di kisaran 4,7%-5,5%, sementara inflasi ditargetkan tetap terkendali pada level 2,5% ±1%.

BI juga baru-baru ini menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75% untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Kebijakan ini diharapkan dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi domestik,” ujar Perry.

Stabilitas Sebagai Pilar Penguatan

Mengawali perdagangan Jumat (24/01), rupiah terpantau menguat sebesar 0,37% atau 60,5 poin ke level Rp 16.223 per dolar AS.

Kendati mata uang Asia lainnya masih menunjukkan pola variatif, BI optimis bahwa kebijakan strategis dan pengelolaan makroekonomi yang cermat dapat memperkuat posisi rupiah di tengah tantangan global.

Dengan dukungan aliran investasi dan kebijakan fiskal yang terarah, penguatan nilai tukar rupiah diyakini akan menjadi momentum penting dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.

WhatsApp Logo
Ikuti Sulsel Times di
Google News
Follow

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *