Sulseltimes.com Makassar — Akademi Multimedia Indonesia (AMI) secara resmi diluncurkan pada Rabu, 29 Januari 2025, di Bikin-Bikin Creative Hub, Nipah Mall, Makassar.
Peluncuran ini menandai langkah signifikan dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang digital, khususnya di Sulawesi Selatan.
AMI, yang diprakarsai oleh Yayasan Pendidikan Kabar Grup Indonesia (KGI), berfokus pada pengembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan keamanan siber.
Dukungan dari Pemerintah Daerah

Peluncuran AMI mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah.
Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, yang diwakili oleh Pelaksana Harian Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian Sulsel, Sultan Rakib, menyampaikan harapannya agar AMI dapat menjadi penopang transformasi digital di berbagai sektor.
“Kehadiran AMI ini menjadi salah satu gebrakan baru dalam peningkatan keterampilan digital, khususnya dalam membimbing generasi muda agar lebih adaptif terhadap tantangan digital. Tentunya AMI akan menjadi solusi bagi dua tantangan utama transformasi digital, yaitu keterampilan dan etika digital, sehingga keduanya bisa berjalan seimbang,” ujar Sultan Rakib.
Senada dengan itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar, Ismawati Nur, menegaskan bahwa fokus AMI pada AI dan keamanan siber sangat relevan dengan program Kota Makassar, khususnya inisiatif “Makaverse.”
“Kami berharap dengan adanya AMI, pengembangan teknologi di Makassar bisa semakin kuat. Saat ini, kami juga tengah menyiapkan Makassar Virtual Economy Center yang berfokus pada AI. AMI bisa menjadi mitra strategis dalam mentransfer ilmu dan mendukung pengembangan AI di sektor pemerintahan,” tutur Ismawati Nur.
Bupati Maros, Chaidir Syam, juga menyambut baik kehadiran AMI dan menyatakan bahwa peluncuran ini adalah investasi bagi masa depan anak-anak dan bangsa.
“Insyaallah salah satu kampus AMI akan berlokasi di Kabupaten Maros. Ini adalah tanda bahwa Maros siap menjadi pusat pengembangan ilmu dan teknologi. Kami ingin memastikan bahwa generasi mendatang tidak hanya memiliki keterampilan teknologi, tetapi juga memiliki etika yang baik dalam menggunakannya,” ujar Chaidir Syam.
Transformasi dan Fokus Akademi
AMI telah mengalami beberapa kali perubahan nama sejak berdiri.
Pada 2008, akademi ini dikenal sebagai Lembaga Pendidikan Televisi Indonesia, kemudian pada 2011 berganti nama menjadi Akademi Jurnalis Indonesia, dan akhirnya pada 2025 menjadi Akademi Multimedia Indonesia.
Ketua Yayasan Pendidikan KGI, Hajriana Ashadi, menjelaskan bahwa AMI merupakan bagian dari pengembangan pendidikan di bidang multimedia.
Yayasan ini bertujuan untuk menjadi pusat pelatihan keterampilan dan profesionalisme di bidang multimedia, khususnya dalam menghadapi perkembangan AI dan tantangan keamanan siber.
“Perkembangan teknologi informasi semakin cepat, dan AMI diharapkan dapat memenuhi kebutuhan industri kreatif saat ini. Selain itu, ancaman kejahatan siber juga terus berkembang, sehingga kita harus memiliki tenaga ahli yang siap menghadapinya,” jelas Hajriana Ashadi.
Pembina Yayasan Pendidikan KGI, Uppi Asmaradhana, menambahkan bahwa AMI merupakan bagian dari kontribusi yayasan dalam mencetak generasi emas 2045.
Menurutnya, tantangan masa depan akan semakin kompleks, terutama terkait keamanan dan kedaulatan digital.
“Setelah sekian lama, akhirnya AMI resmi diluncurkan. Ini adalah bagian dari peran KGI dalam membangun sumber daya manusia unggul. Tantangan ke depan adalah keamanan digital dan AI. AMI diharapkan bisa menjadi solusi untuk menyiapkan tenaga kerja yang terampil, berakhlak, dan bertanggung jawab,” tegas Uppi Asmaradhana.
Fasilitas dan Program Pendidikan
Saat ini, AMI memiliki tiga kampus utama di Indonesia, yakni di Maros, Makassar, dan Jakarta.
Bupati Maros, Chaidir Syam, telah menghibahkan tanahnya untuk pembangunan kampus AMI di Maros, menunjukkan komitmen daerah dalam mendukung pengembangan pendidikan teknologi.
Pada tahap awal, AMI akan memfokuskan pembelajaran pada bidang kecerdasan buatan (AI) dan keamanan siber.
Angkatan pertama akan terdiri dari 15 peserta, yang sebagian besar merupakan tenaga IT dan siber dari Dinas Komunikasi dan Informatika Sulawesi Selatan dan Kota Makassar.
Mereka akan menjalani pelatihan intensif selama tiga bulan dengan bimbingan delapan instruktur yang berpengalaman di bidang AI dan keamanan siber.
“Kami akan memulai dengan angkatan pertama yang terbatas, tetapi ini menjadi langkah awal untuk memperkuat sumber daya manusia dalam menghadapi era AI.
Kami juga membuka peluang bagi tenaga IT dari Maros, Makassar, dan Sulsel untuk ikut bergabung dan membantu pemerintah daerah dalam mempersiapkan diri menghadapi era digital,” jelas Uppi Asmaradhana.
Harapan dan Komitmen
Dengan semakin pesatnya perkembangan AI dan teknologi digital, Uppi menekankan pentingnya investasi di bidang pendidikan sebagai bentuk amal jariah.
Menurutnya, AMI bukan sekadar institusi pendidikan, tetapi juga wadah untuk membangun sumber daya manusia yang siap menghadapi era teknologi yang semakin maju.
“Kita sudah memasuki generasi Beta, dan AI menjadi alat yang sangat populer di berbagai negara,” ujarnya.
Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan sumber daya manusia yang tidak hanya cakap teknologi, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral.
Investasi di bidang pendidikan bukan hanya soal bisnis, tetapi juga bentuk pengabdian.