Sulsel Times Jakarta, 7 Januari 2025 — Tantangan Pj Gubernur Sulsel Prof Fadjry Djufry menjadi fokus utama setelah pelantikannya oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Selasa, 7 Januari 2025.
Prof Fadjry resmi menggantikan Prof Zudan Arif Fakrulloh sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), menyusul pengangkatan Zudan sebagai Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) RI.
Pelantikan berlangsung di Gedung Sasana Bhakti Praja, Jakarta, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 170/P Tahun 2024.
Penunjukan Prof Fadjry Djufry membawa harapan baru bagi pemerintahan di Sulsel, namun juga disertai berbagai tantangan strategis.
Masa transisi yang relatif singkat, hingga pelantikan gubernur definitif pada Maret 2025, membutuhkan pendekatan kepemimpinan yang tanggap, adaptif, dan inklusif.
Profil dan Latar Belakang Prof Fadjry Djufry

Prof Fadjry Djufry lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 14 Maret 1969. Sebagai putra daerah, ia menempuh pendidikan dasar hingga menengah di Makassar sebelum melanjutkan studi di Universitas Hasanuddin (Unhas), tempat ia meraih gelar Sarjana Pertanian (S1) pada 1993 dengan spesialisasi Agronomi.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan menyelesaikan program Magister (S2) pada tahun 2000 serta Doktor (S3) pada 2005 dalam bidang Agroklimatologi dan Pemodelan Tanaman.
Kariernya di bidang pemerintahan dan akademik meliputi berbagai posisi strategis di Kementerian Pertanian (Kementan).
Jabatan terakhirnya adalah Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP), menjadikannya sosok yang memiliki pemahaman mendalam tentang sektor pangan, sebuah sektor krusial di Sulsel.
Sebagai profesor riset yang dikukuhkan pada 2022, Prof Fadjry dikenal atas kontribusinya dalam inovasi pertanian berkelanjutan.
Orasi ilmiahnya bertajuk “Pengembangan Pertanian Cerdas Iklim Inovatif Berbasis Teknologi Budidaya Adaptif Menuju Pertanian Modern Berkelanjutan” menegaskan komitmennya terhadap modernisasi pertanian.
Baca Juga: Profil Prof Fadjry Djufry: Dari Akademisi Hingga Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan
Tugas Berat di Tengah Masa Transisi PJ Gubernur Sulsel
Sebagai Pj Gubernur Sulsel, Prof Fadjry menghadapi tantangan utama untuk menjaga stabilitas pemerintahan di masa transisi.
Menteri Tito Karnavian menegaskan pentingnya komunikasi dan sinergi dengan berbagai pihak, termasuk DPRD Sulsel, Forkopimda, dan masyarakat setempat.
“Meskipun masa transisi ini singkat, saya berharap Prof Fadjry dapat menjalankan tugas dengan baik. Beliau harus menjaga kesinambungan program strategis dan memastikan pelantikan gubernur definitif berjalan lancar,” ujar Tito.
Tantangan pertama yang harus dihadapi adalah memastikan kelangsungan program prioritas yang telah berjalan.
Ketua DPRD Sulsel, Andi Rachmatika Dewi, menyoroti pentingnya sinergi antara eksekutif dan legislatif dalam mengawal kebijakan pemerintah daerah.
“Kami berharap Prof Fadjry dapat melanjutkan program-program yang telah dirintis, sekaligus menjaga stabilitas politik dan sosial di Sulsel,” kata Cicu, sapaan akrab Andi Rachmatika.
Tantangan Strategis di Sulsel
1. Pengelolaan Sektor Pertanian
Sebagai daerah lumbung pangan nasional, Sulsel memerlukan perhatian khusus dalam sektor pertanian. Pengalaman Prof Fadjry di bidang ini diharapkan mampu mendorong modernisasi pertanian dan hilirisasi produk lokal.
Implementasi teknologi cerdas dan adaptasi iklim menjadi prioritas untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing petani Sulsel.
“Pengalaman beliau di sektor pertanian sangat relevan. Kami berharap program swasembada pangan dapat dipercepat,” ujar Tito Karnavian.
2. Penanganan Banjir dan Infrastruktur
Masalah banjir yang kerap melanda wilayah Sulsel menjadi tantangan lain yang harus segera diatasi.
Penanganan infrastruktur drainase serta pengelolaan lingkungan menjadi agenda mendesak untuk mengurangi dampak kerusakan dan kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh banjir.
3. Pengentasan Stunting dan Pemenuhan Gizi
Sebagai bagian dari program nasional, pengentasan stunting dan pemenuhan gizi bagi anak-anak dan ibu hamil menjadi fokus utama.
Tito menyebut pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan program-program ini berjalan dengan baik di tingkat daerah.
“Sulsel harus menjadi contoh keberhasilan dalam program nasional, terutama terkait pemenuhan gizi dan makanan bergizi gratis,” tambah Tito.
Baca Juga: Prof Fadjry Djufry Resmi Dilantik Sebagai Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan
Harapan Besar untuk Kepemimpinan Singkat
Dengan masa jabatan yang hanya berlangsung sekitar tiga bulan, Prof Fadjry dituntut untuk bekerja cepat dan efektif.
Sinergi dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh adat, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil, menjadi kunci keberhasilan kepemimpinannya.
“Sebagai putra daerah, Prof Fadjry memiliki pemahaman mendalam tentang kebutuhan masyarakat Sulsel. Saya yakin beliau mampu membawa perubahan positif dalam waktu singkat ini,” ujar Cicu.
Dalam pidatonya, Prof Fadjry menyampaikan komitmennya untuk bekerja keras demi kemajuan Sulsel.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak untuk mencapai hasil terbaik.
“Saya berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Ini adalah amanah besar, dan saya akan berusaha sebaik mungkin untuk melanjutkan program-program strategis demi kemajuan masyarakat Sulsel,” tegasnya.
Tantangan Pj Gubernur Sulsel Prof Fadjry Djufry menjadi ujian utama dalam masa transisi pemerintahan Sulsel yang singkat.
Dengan pengalaman luas di sektor pertanian dan dukungan penuh dari DPRD, Forkopimda, serta masyarakat, Prof Fadjry memiliki peluang besar untuk memastikan kelancaran pemerintahan, melanjutkan program strategis, dan menciptakan stabilitas politik serta sosial.
Dalam waktu yang terbatas, ia diharapkan mampu membangun fondasi kuat yang mendukung kesinambungan pembangunan Sulsel menuju masa depan yang lebih baik.