Sulseltimes.com – Seorang anggota kepolisian di Banten, Briptu Nurkholis, kini menghadapi sanksi setelah video viral terkait ‘dipenjara karena tabrak bebek’ menimbulkan kontroversi.
Video yang dibuat sebagai konten lelucon tersebut memperlihatkan seorang pria dalam tahanan yang mengaku masuk penjara karena menabrak bebek dan diminta mengganti rugi dengan kambing.
Fakta di balik video ini akhirnya terungkap bahwa rekaman tersebut hanyalah sebuah lelucon yang dibuat tanpa dasar fakta.
Fakta di Balik Video Viral Dipenjara Karena Nabrak Bebek
Video yang beredar luas di media sosial menampilkan seorang pria berkaos abu-abu di dalam sel tahanan.
Ia mengklaim bahwa dirinya ditahan karena tidak sanggup membayar ganti rugi yang diminta oleh pemilik bebek yang ia tabrak.
“Biasa, Pak, nabrak bebek. Orangnya minta ganti rugi kambing,” ucap pria tersebut dalam video.
Briptu Nurkholis yang merekam video itu tampak tertawa saat mendengar pengakuan tersebut.
Sang pria dalam tahanan kemudian melanjutkan penjelasannya bahwa ia menabrak bebek karena mengantuk, bukan dalam kondisi mabuk.
Menurutnya, pemilik bebek meminta ganti rugi berupa kambing karena bebek yang ditabrak tidak bisa bertelur lagi.
Namun, setelah video ini viral dan menuai berbagai komentar dari netizen, terungkap bahwa video tersebut hanyalah konten buatan yang dibuat oleh Briptu Nurkholis dan rekannya Angga.
Pihak kepolisian pun memberikan klarifikasi bahwa pria dalam video bukan tahanan sungguhan, melainkan warga sipil yang berpartisipasi dalam skenario video tersebut.
Permintaan Maaf dan Klarifikasi

Setelah video tersebut mendapat perhatian luas, Briptu Nurkholis menyampaikan permintaan maaf melalui akun TikTok @ykzladu.
Dalam video klarifikasinya, ia mengakui bahwa video tersebut dibuat sebagai lelucon belaka dan tidak mencerminkan kejadian nyata.
“Saya, Briptu Nurkholis, bersama rekan saya Angga, mohon izin sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri, Bapak Wakapolri, Bapak Kapolda Banten, bahwa video tersebut tidak benar dan hanya guyonan belaka.
Saya mengakui ini adalah kesalahan saya dan saya meminta maaf kepada institusi Polri atas kecerobohan ini,” ucapnya.
Menurut Nurkholis, video tersebut dibuat secara spontan saat ia dan timnya tengah melakukan pemeriksaan jaringan telekomunikasi di Polsek Cikande, Banten.
Saat melewati sel tahanan yang kosong, timbul inisiatif spontan untuk merekam video tersebut.
Konsekuensi dan Sanksi untuk Briptu Nurkholis
Meskipun video tersebut dibuat tanpa niat buruk, dampaknya cukup besar.
Polda Banten menilai tindakan Briptu Nurkholis sebagai tindakan yang tidak pantas dan berpotensi mencoreng citra institusi kepolisian.
Oleh karena itu, ia dijatuhi sanksi berupa penempatan khusus (Patsus) di Bidang Propam Polda Banten untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Didik Hariyanto, menegaskan bahwa tindakan tegas ini diambil sebagai bentuk penegakan disiplin bagi anggota kepolisian.
“Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, yang bersangkutan saat ini sudah ditempatkan di Patsus di Bidpropam Polda Banten dalam rangka pemeriksaan. Kami meminta seluruh anggota untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial,” kata Didik.
Pihak kepolisian juga menegaskan bahwa video tersebut tidak mencerminkan fakta yang sesungguhnya dan diharapkan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Reaksi Publik
Video ini sempat menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat dan memicu berbagai reaksi.
Banyak netizen yang awalnya percaya dengan narasi dalam video, namun setelah fakta sebenarnya terungkap, sebagian besar dari mereka merasa tertipu.
“Karena banyak yang di prank harusnya di PECAT Polisi seperti ini” tulis seorang pengguna media sosial.
“Awalnya saya kira ini kejadian nyata. Ternyata hanya konten guyonan, tapi dampaknya besar,” ujar netizen media sosial.
Di sisi lain, ada juga netizen yang mempertanyakan mengapa seorang anggota kepolisian bisa dengan mudah membuat konten semacam ini di dalam lingkungan resmi kepolisian.
“Harusnya lebih bijak dalam menggunakan media sosial, apalagi kalau memakai fasilitas negara,” ujar netizen lainnya.
Pelajaran dari Kasus Ini
Video viral tabrak bebek ganti kambing menjadi pengingat penting bagi anggota kepolisian dan masyarakat umum tentang pentingnya bijak dalam menggunakan media sosial.
Meskipun konten dibuat dengan tujuan humor, tanpa adanya verifikasi dan tanggung jawab, sebuah video dapat menimbulkan dampak luas dan negatif.
Pihak kepolisian diharapkan dapat memperketat aturan terkait penggunaan media sosial di kalangan anggotanya agar tidak terjadi kesalahpahaman di masyarakat serta menjaga citra kepolisian tetap profesional dan terpercaya.