Sulsel Times Makassar, 7 Januari 2025 — Program makan gratis di Makassar resmi dimulai hari ini, dengan fokus pada uji coba di tiga kecamatan.
Sebanyak 10 ribu siswa dari tingkat SD, SMP, dan SMA menerima manfaat dari program ini yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi anak sekolah.
Uji coba program ini berlangsung selama sepekan, dengan melibatkan delapan sekolah di berbagai tingkatan.
Plh Kepala Dinas Pendidikan Makassar, Muhammad Guntur, menyatakan bahwa program ini memberikan kuota untuk tiga kecamatan, dengan distribusi makanan ke sekolah-sekolah yang telah ditunjuk.
“Salah satu lokasi uji coba adalah SMP Negeri 1 Makassar di Kecamatan Mamajang, yang memiliki sekitar 1.417 siswa penerima manfaat,” ungkapnya.
Baca Juga: Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp 71 Triliun Resmi Disahkan untuk 2025
Menu dan Harga Porsi Makan Gratis

Program makan gratis di Makassar menyediakan menu yang telah disesuaikan dengan standar gizi, termasuk nasi, ayam, sayuran, buah, dan susu. Harga per porsi diperkirakan mencapai Rp 10.000.
Guntur menambahkan, “Kami berkoordinasi dengan Balai POM untuk memastikan makanan bebas dari bahan pengawet dan memenuhi kebutuhan gizi siswa.”
Meski demikian, terdapat tantangan dalam menyesuaikan harga per porsi.
Sebelumnya, simulasi dilakukan dengan harga Rp 15.000 per porsi, namun dalam implementasi uji coba, harga disesuaikan menjadi Rp 10.000.
“Perlu ada efisiensi dalam pengelolaan anggaran tanpa mengurangi kualitas gizi makanan,” jelas Guntur.
Distribusi Makanan
Distribusi makanan dimulai sejak pagi hari, dengan makanan tiba di sekolah sekitar pukul 10.00 WITA.
Tim relawan yang terdiri dari siswa dan pegawai sekolah membantu memastikan makanan sampai ke kelas-kelas dalam kondisi higienis dan layak konsumsi.
“Kami juga melibatkan wali kelas dan panitia untuk mengatur jadwal makan siswa agar berjalan lancar,” kata Kepala SMA Negeri 5 Makassar, Sudirman Kadir.
Untuk tingkat SMA, uji coba awal dilakukan di SMA Negeri 10 Makassar, menggantikan rencana sebelumnya yang menunjuk SMA Negeri 5 Makassar.
Uji coba di SMA Negeri 5 akan dilaksanakan pada pekan berikutnya, dengan jumlah penerima manfaat mencapai 1.296 siswa.
Sekolah yang Terlibat dan Target Program
Delapan sekolah yang terlibat dalam uji coba tahap awal meliputi:
- SMP Negeri 17
- SMA Negeri 10
- SDN Cendrawasih
- SDI Sambungjawa
- SMPN 1
- KB-TKIT Wihdatul Ummah
- SDI Tamajene
- SDI Tamamaung IV
Target program ini adalah menyasar lebih dari 230 ribu siswa di Makassar.
Namun, pada tahap uji coba, program mencakup 12 sekolah dengan total penerima manfaat antara 9.000 hingga 10.000 siswa.
Dukungan Yayasan dan Badan Gizi Nasional
Makanan untuk program ini disiapkan oleh tujuh dapur yang dikelola yayasan bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN).
Yayasan bertugas memproduksi dan mendistribusikan makanan ke sekolah-sekolah yang telah ditunjuk. “Informasinya seragam se-Indonesia, harga satu porsi Rp 10.000. Yayasan langsung berkoordinasi dengan pusat,” ujar Guntur.
Manfaat dan Pengawasan
Program makan gratis ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan gizi siswa tetapi juga membantu meringankan beban ekonomi keluarga.
Seorang siswa SMP di Makassar mengaku senang karena tidak perlu membawa bekal dari rumah.
“Makanan enak, sehat, dan cukup kenyang. Jadi uang jajan bisa disimpan,” ujar salah satu siswa.
Selain itu, Balai POM turut mengawasi pelaksanaan program untuk memastikan makanan yang disajikan aman dan bebas dari bahan berbahaya.
“Kami harap program ini dapat berjalan lancar dan benar-benar membantu siswa mendapatkan gizi yang cukup,” tambah Guntur.
Program makan gratis di Makassar diharapkan dapat menjadi model keberhasilan yang dapat diterapkan di kota-kota lain.
Dengan dukungan anggaran yang efisien dan partisipasi berbagai pihak, program ini bertujuan menciptakan generasi muda yang sehat, cerdas, dan siap bersaing di masa depan.
Kesimpulannya, program makan gratis di Makassar tidak hanya meningkatkan gizi siswa tetapi juga memberikan dampak positif pada ekonomi keluarga dan mendukung kesehatan anak-anak sekolah.
Dengan pengawasan yang ketat dan distribusi makanan yang terorganisir, program ini menjadi langkah konkret dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Selatan.