Sulseltimes.com Makassar, — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) resmi meluncurkan Gerakan Pangan Murah (GPM) perdana tahun 2025 sebagai langkah strategis untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan, sekaligus mengendalikan inflasi di daerah.
Acara ini dipusatkan di Halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulsel dan dilaksanakan serentak di 24 kabupaten/kota pada Selasa, 14 Januari 2025.
Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry, menegaskan bahwa peluncuran GPM bertujuan untuk memberikan manfaat yang seimbang bagi produsen dan konsumen.
“Kegiatan ini kami laksanakan serentak di seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Tujuannya adalah untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan agar masyarakat mendapatkan harga yang baik, sementara produsen seperti petani dan pelaku usaha pangan juga mendapat harga yang layak,” ujar Prof Fadjry.
Baca Juga: 10 Ribu Hektare Lahan di Sulsel Disiapkan untuk Tanam Jagung
Stabilisasi Pasokan dan Harga untuk Kendalikan Inflasi

Menurut Prof Fadjry, stabilitas harga dan pasokan merupakan kunci penting untuk mengendalikan inflasi.
Dengan menjaga keseimbangan antara produsen dan konsumen, gerakan ini diharapkan dapat meningkatkan semangat petani untuk terus memproduksi komoditas pangan.
“Hal ini saling menguntungkan. Petani akan semakin bersemangat menanam karena mendapatkan harga yang layak, sementara konsumen tetap bisa mendapatkan pangan dengan harga terjangkau,” tambahnya.
Ia juga mengungkapkan optimisme bahwa Sulsel mampu menjadi percontohan nasional dalam penanganan inflasi, mengingat daerah ini memiliki potensi besar di sektor pertanian.
“Sulsel, dengan curah hujan yang mendukung, dapat menanam sepanjang tahun. Dengan kolaborasi dan kerja bersama, saya yakin Sulsel bisa menjadi contoh dalam memproduksi berbagai komoditas, bukan hanya padi,” terangnya.
Penanganan Daerah Terdampak Bencana
Prof Fadjry juga menyoroti pentingnya pemulihan infrastruktur di daerah yang terdampak bencana hidrometeorologi, seperti puso akibat banjir.
Pemerintah pusat dan daerah telah bekerja sama untuk memperbaiki saluran pengairan dan memberikan bantuan langsung berupa pupuk kepada petani.
“Kami berharap langkah-langkah ini dapat membantu Sulsel mencapai swasembada pangan yang lebih cepat,” jelasnya.
Apresiasi dari Badan Pangan Nasional
Ketua Pokja Stabilisasi Pasokan Pangan sekaligus perwakilan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Yudhi Harsatriadi Sandyatma, memberikan apresiasi terhadap langkah Sulsel sebagai provinsi pertama di Indonesia yang melaksanakan GPM pada tahun 2025.
“Ini merupakan awal tahun yang sangat baik. Terima kasih kepada Sulsel yang menjadi percontohan untuk seluruh Indonesia,” katanya, disambut tepuk tangan peserta.
Yudhi juga menambahkan bahwa inisiatif ini menciptakan manfaat nyata bagi seluruh pihak yang terlibat.
“Petani sejahtera, pedagang untung, dan konsumen tersenyum. Ini adalah bukti nyata kolaborasi yang berhasil,” tambahnya.
Rincian Pelaksanaan Gerakan Pangan Murah
Pelaksanaan GPM di Sulsel melibatkan 22 vendor yang berpartisipasi aktif dalam menyediakan berbagai kebutuhan pangan dengan harga terjangkau.
Sepanjang Januari hingga Februari 2025, GPM direncanakan akan dilaksanakan sebanyak 53 kali di berbagai lokasi.
Sebagai perbandingan, pada tahun 2024, GPM telah dilaksanakan sebanyak 622 kali.
Acara ini juga menargetkan distribusi pangan pokok seperti beras, minyak goreng, telur, dan kebutuhan lainnya langsung ke masyarakat dengan harga subsidi.
Hal ini menjadi bukti nyata komitmen Pemprov Sulsel untuk memastikan ketersediaan pangan yang merata.
Peluncuran Gerakan Pangan Murah 2025 di Sulsel menjadi langkah strategis dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat, daerah, dan Badan Pangan Nasional, Sulsel diharapkan dapat menjadi model nasional dalam menyeimbangkan kepentingan produsen dan konsumen.
Langkah ini tidak hanya berdampak pada ekonomi lokal tetapi juga pada pengendalian inflasi secara nasional, menjadikan Sulsel sebagai pelopor dalam stabilisasi pangan di Indonesia.