Sulsel Times Mamuju, 4 Desember 2025 – Kasus pengeroyokan terhadap kader HMI di Asrama Putri IPM-Mateng, Kabupaten Mamuju, terus diselidiki.
Sebanyak tujuh anggota Polda Sulbar telah dikenai sanksi penempatan khusus (patsus) oleh Propam untuk pemeriksaan mendalam.
Kejadian ini dipicu oleh teguran mahasiswa kepada seorang anggota polisi yang berkunjung ke asrama pada malam hari.
Kabid Humas Polda Sulbar, Kombes Slamet Wahyudi, menjelaskan bahwa tindakan anggota polisi tersebut dianggap melanggar etika dan kesopanan.
Teguran mahasiswa memicu cekcok yang berujung pada pengeroyokan oleh puluhan polisi.
“Oknum anggota Polri tersebut kemudian menghubungi rekan-rekannya sehingga terjadilah pengeroyokan,” ungkap Slamet.
Baca Juga: Polisi Keroyok Kader HMI di Mamuju Diduga Akibat Teguran di Asrama Putri
Korban bernama Ramli mengalami luka di bagian wajah akibat kekerasan tersebut.
Ketua HMI Cabang Manakarra, Anshar, menyoroti bahwa pelanggaran ini mencerminkan kurangnya disiplin dari pihak kepolisian.
“Mahasiswa hanya mengingatkan, tetapi malah berujung pada pengeroyokan,” ujarnya.
Kapolda Sulbar Irjen Pol R Adang Ginanjar memberikan perhatian khusus terhadap kasus ini dan menjamin transparansi penegakan hukum.
“Kami memastikan semua proses berjalan sesuai aturan hukum. Tidak ada toleransi untuk pelanggaran seperti ini,” tegasnya.
Kasus ini menjadi sorotan publik sebagai pengingat akan pentingnya kedisiplinan aparat dalam menjalankan tugas, terutama terkait etika dan hubungan dengan masyarakat.
Baca Juga: Respon Kapolda Sulbar Terkait Pengeroyokan Kader HMI di Mamuju oleh Oknum Polisi
Mahasiswa dan masyarakat berharap kasus ini dapat menjadi pelajaran penting bagi institusi kepolisian di Sulawesi Barat.
