Perdamaian di Gaza Dimulai Biden Umumkan Kesepakatan Gencatan Senjata
Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang diharapkan akan membawa perdamaian sementara di Gaza setelah konflik yang memakan banyak korban jiwa dan mengungsi ratusan ribu warga.
Kesepakatan ini mencakup penghentian penuh serangan militer dan pembebasan bertahap para sandera, termasuk perempuan, orang tua, dan korban luka.
Pengumuman tersebut dilakukan Biden pada Rabu, 15 Januari 2025, dari Gedung Putih. Dalam keterangannya, ia menyebutkan bahwa “Amerika akan terlibat aktif dalam proses pembebasan sandera,” yang merupakan bagian penting dari tahap pertama kesepakatan ini dikutip dari AP/Reuters.
Wakil Presiden Kamala Harris juga turut menegaskan dukungan penuh AS dalam proses tersebut.
Rincian Kesepakatan
Tahap Pertama: Berlangsung enam minggu dengan penghentian serangan militer oleh Israel dari wilayah Gaza yang berpenduduk padat.
Sandera yang ditahan Hamas, termasuk mereka yang mengalami luka-luka, akan mulai dibebaskan secara bertahap.
Bantuan Kemanusiaan: Masuknya bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Gaza yang terdampak.
Pembebasan Tahanan: Israel akan membebaskan ratusan tahanan Palestina sebagai bagian dari perjanjian.
Respon Internasional
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, yang menjadi mediator utama dalam kesepakatan ini, menyatakan bahwa kolaborasi antara AS, Qatar, dan Mesir sangat menentukan dalam tercapainya perundingan.
“Kami melihat komitmen kuat dari pihak-pihak yang terlibat,” ujarnya di Doha.
Tantangan dan Pertanyaan
Meskipun optimisme menyelimuti kesepakatan ini, masih ada tantangan besar yang harus dihadapi, seperti:
- Kepastian mengenai status tahanan Palestina yang akan dibebaskan.
- Nasib jangka panjang warga Gaza pasca-gencatan senjata.
- Siapa yang akan memimpin rekonstruksi Gaza yang hancur akibat konflik ini.
Banyak pihak internasional mendesak agar upaya perdamaian jangka panjang segera dilanjutkan untuk menghindari konflik serupa di masa depan.
Keberhasilan kesepakatan ini akan menjadi tolok ukur penting bagi stabilitas Timur Tengah dan hubungan diplomatik global.