Sulseltimes.com Jakarta, 16 Desember 2024 — Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, menerapkan pendekatan tegas untuk mencegah perilaku korupsi di lingkungannya, termasuk keluarga dan sahabat dekat.
Langkah-langkah yang diambilnya bervariasi, mulai dari pendekatan persuasif hingga tindakan yang lebih keras.
Sebagai Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Amran mengisahkan bahwa sebelum menjabat sebagai menteri, ia mengadakan pertemuan keluarga.
Dalam pertemuan tersebut, ia menekankan pentingnya tidak mengganggu niat baiknya untuk fokus mengabdi kepada negara dan rakyat.
“Kami sampaikan, jangan mengganggu, cukup doakan saja. Tidak boleh ikut campur dalam bentuk apapun,” ujar Amran dikutip wawancara di Kick Andy.
Pendekatan serupa diterapkannya kepada sahabat dan teman dekat.
Ia menceritakan pengalaman ketika seorang sahabat kakaknya mendapatkan proyek di Kementerian Pertanian senilai Rp5 miliar.
Meskipun prosesnya sesuai prosedur, Amran meminta Dirjen terkait untuk memutus kontrak tersebut guna menghindari persepsi negatif dari masyarakat.
“Kami tidak ingin ada sanksi sosial yang beredar dan ada keraguan terhadap saya nantinya,” tegasnya.
Amran juga berbagi pengalaman lain di mana seseorang mengaku sebagai kerabatnya untuk mendapatkan proyek di Kementerian Pertanian.
Setelah mengetahui hal tersebut, Amran memerintahkan agar proyek tersebut dibatalkan dan tidak dibayar.
“Karena caranya yang salah, memberitahukan kepada staf kalau Pak Menteri setuju,” jelasnya.
Dalam upaya memberantas korupsi, Amran mengambil langkah-langkah konkret.
Ia pernah mencopot tiga pejabat Kementerian Pertanian yang terlibat korupsi proyek senilai Rp10 miliar.
“Singkat cerita, nggak ada kompromi bagi yang melakukan korupsi di Kementerian Pertanian,” ujarnya.
Selain itu, Amran secara aktif melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam pengawasan di Kementerian Pertanian.
Ia bahkan meminta KPK untuk menempatkan personelnya di kementerian tersebut guna memastikan tidak ada celah untuk praktik korupsi.
“Di setiap tempat saya bertugas itu selalu minta kalau bisa ada dari KPK satu atau dua orang,” katanya.
Amran menyadari bahwa meskipun berbagai upaya telah dilakukan, tidak ada jaminan sepenuhnya bahwa perilaku korupsi dapat dihilangkan.
Namun, dengan tindakan tegas dan konsisten, ia berharap dapat menjaga integritas dan kepercayaan masyarakat terhadap Kementerian Pertanian.
“Kami tidak bisa jamin diri kami, tapi yang lalu selama kami berkarir mana ada terjadi demikian,” ujarnya.
Pendekatan Amran dalam menjaga integritas dan memberantas korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian menjadi inspirasi bagi banyak pihak.
Kisahnya mengajarkan pentingnya ketegasan, konsistensi, dan komitmen dalam menjalankan amanah untuk kepentingan bangsa dan negara.