BeritaHukum & Peristiwa

Masyarakat Makassar Serukan Mahasiswa Papua Tidak Membuat Kekacauan di Makassar

0
×

Masyarakat Makassar Serukan Mahasiswa Papua Tidak Membuat Kekacauan di Makassar

Sebarkan artikel ini
Masyarakat Makassar Serukan Mahasiswa Papua Tidak Membuat Kekacauan di Makassar
WhatsApp Logo
Sulsel Times Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Sulseltimes.com Makassar, 3 Desember 2024 – Kumpulan masyarakat makassar yang di wakili dari LSM Kota Makassar menyampaikan seruan keras kepada mahasiswa Papua untuk tidak membuat kericuhan di Kota Makassar setelah terjadinya aksi unjuk rasa yang berujung ricuh pada 2 Desember 2024 kemarin.

Aksi demonstrasi yang diikuti oleh sejumlah mahasiswa Papua tersebut mengakibatkan pengrusakan fasilitas umum dan beberapa korban terluka, menambah ketegangan di tengah masyarakat.

Dalam orasinya yang disampaikan di hadapan asrama Papua, orator tersebut menegaskan pentingnya menjaga kehormatan dan martabat Kota Makassar sebagai kota yang beradab.

Ia mengingatkan para mahasiswa untuk tidak menodai reputasi kota ini dengan tindakan yang merusak, mengingat Makassar dikenal luas dengan budaya siri’na pacce, yang berarti menjaga harga diri dan kehormatan.

“Makassar adalah kota yang beradab, dengan budaya yang menjunjung tinggi martabat dan kehormatan. Saya meminta kepada mahasiswa Papua, khususnya yang ada di Kota Makassar, untuk tidak membuat gaduh. Jika harga diri kami diinjak-injak, maka putra-putri kota Makassar, Kota Daeng, siap untuk bersatu dan menggoyangkan seluruh suku adat di Sulawesi Selatan,” ungkap orator tersebut dengan penuh emosi.

Orator itu juga menekankan pentingnya pemanfaatan cara yang lebih baik dan damai dalam menyampaikan aspirasi, mengingat makna perjuangan bagi setiap suku dan komunitas di tanah air.

“Kami mengingatkan bahwa nenek moyang kami adalah pahlawan di negeri ini, dan kemuliaan bangsa harus dijunjung tinggi, termasuk di Kota Makassar,” lanjutnya.

Aksi unjuk rasa yang terjadi pada 2 Desember tersebut, menurut laporan awal, menyebabkan kerusakan pada beberapa fasilitas publik dan beberapa kendaraan yang terparkir di sekitar lokasi demonstrasi.

Sejumlah mahasiswa juga dikabarkan mengalami luka-luka akibat bentrokan yang terjadi antara pendemo dan aparat keamanan. Polisi yang berjaga di lokasi terpaksa menggunakan kekuatan untuk membubarkan kerumunan demi mencegah eskalasi lebih lanjut.

Banyak warga Kota Makassar yang merasa terganggu dengan kerusuhan ini, terutama mengingat kota ini telah lama dikenal sebagai salah satu pusat peradaban dengan keberagaman suku dan budaya yang harus dijaga.

Salah satu warga, M. Arif, mengatakan, “Kami ingin hidup damai, saling menghormati. Tidak ada tempat bagi kerusuhan di kota ini. Kami berharap mahasiswa bisa lebih bijak dalam menyampaikan aspirasi.

Baca Juga: Bentrok Mahasiswa Papua Merdeka di Makassar Ricuh

Keamanan Kota Makassar kini menjadi perhatian besar, terutama pasca Pemilu 2024 yang sudah berlangsung.

Otoritas setempat berjanji akan memperketat pengawasan untuk memastikan agar kejadian serupa tidak terulang lagi dan agar masyarakat dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan aman dan damai.

Jika kerusuhan semacam ini terus berlanjut, dampaknya bisa merusak keharmonisan sosial yang telah lama dibangun di Sulawesi Selatan, khususnya di Kota Makassar yang kaya akan keberagaman budaya dan suku.

Kejadian ini juga menjadi peringatan bagi pihak berwenang untuk lebih memperhatikan dan memahami sensitivitas masyarakat, serta memberikan ruang yang aman dan damai bagi seluruh pihak untuk mengungkapkan aspirasi mereka tanpa menimbulkan kerusuhan.

Baca Juga: Kronologi Demo Mahasiswa Papua Merdeka Ricuh di Makassar

Aksi unjuk rasa ini juga menambah tantangan bagi para pemimpin daerah dalam menjaga stabilitas sosial dan mendorong terciptanya dialog yang konstruktif antara kelompok-kelompok mahasiswa dengan pihak pemerintah dan masyarakat luas.

Sementara itu, berbagai elemen masyarakat diharapkan untuk tetap menjaga kedamaian dan menghargai satu sama lain, terlepas dari latar belakang atau aspirasi politik yang ada.

Kota Makassar, yang telah dikenal dengan sebutan “Kota Daeng” sebagai simbol martabat dan harga diri, tentu harus tetap menjaga budaya siri’na pacce agar perbedaan tidak menjadi sumber perpecahan.

WhatsApp Logo
Ikuti Sulsel Times di
Google News
Follow

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *