Sulseltimes.com Makassar, 12 Desember 2024 — Dua saudara tenggelam di kubangan bekas galian di Antang kota Makassar, Fauzan (9) dan Fauzi (8), tenggelam di kubangan bekas galian di Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis, 12 Desember 2024.
Peristiwa tragis ini terjadi sekitar pukul 08.30 WITA saat mereka pulang dari sekolah.
Kapolsek Manggala, Kompol Semuel To’Longan, menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi di Jalan Ance Deng Hayo Lorong 6.
Fauzi diduga terpeleset saat melintasi kubangan sedalam sekitar 3 meter.
Kakaknya, Fauzan, berusaha menolong namun ikut tenggelam.
“Kedua korban ini bersaudara kandung melintas di TKP, itu jalan pintasnya untuk pulang ke rumah,” ujar Kompol Semuel.
“Namun yang adik atas nama Fauzi (8) pada saat menyeberang terpeleset hingga jatuh. Hingga kakaknya bernama Fauzan (9) ingin membantu juga tenggelam,” tambahnya.
Warga setempat segera memberikan pertolongan pertama, namun nyawa Fauzi tidak tertolong.
Fauzan yang dalam kondisi kritis langsung dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan intensif.
Pihak kepolisian berencana menutup akses jalan pintas berbahaya ini untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
“Tidak ada bantuan jembatan, sehingga anak-anak mungkin tidak tahu bahwa licin di bawah.
Pada saat musim hujan terisi air, kalau kering ditempati anak-anak bermain bola,” jelas Semuel.
Baca Juga: Detail Kronologi Dua Saudara Tenggelam di Kubangan Bekas Galian Makassar
Agustinus Bara (46), warga setempat, menuturkan bahwa korban ditemukan oleh ibu mereka yang curiga karena anak-anaknya tidak kunjung pulang.
“Mamanya ji yang lihat ki, dia tunggu anaknya di rumah tapi tidak sampai-sampai, jadi dia pergi lihat di jalan yang biasa dilewati anaknya.
Sampai di sini baru berteriak minta tolong, anaknya tenggelam,” kata Agustinus.
Agus yang berada di rumahnya langsung keluar melihat kejadian tersebut dan bersama warga sekitar membantu menolong kedua korban.
“Yang dapat pertama kali itu anak kos di sekitar sini turun bantu tolong.
Tadi kakaknya tadi masih bernafas, tapi sudah kritis, sempat dipompa. Kalau adiknya sudah tidak ada,” ujarnya.
Kubangan bekas galian tersebut sering digunakan sebagai jalan pintas saat kemarau, namun saat hujan, kubangan itu dipenuhi air dan menjadi sangat berbahaya.
“Adiknya ini kayaknya terpeleset saat menyeberang, kakaknya yang mau tolong,” pungkas Agus.
Peristiwa serupa pernah terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Misalnya, pada November 2024, dua remaja tewas tenggelam di lubang bekas galian di Tangerang .

Misteri Kavling Laut di Tanjung Bunga: Ormas Pandawa Desak BPN dan Kejari Makassar Ungkap Pemiliknya
Selain itu, pada September 2023, tiga remaja ditemukan tewas tenggelam di kubangan bekas tambang batu di Banyumas .
Kejadian-kejadian ini menunjukkan bahwa kubangan bekas galian yang tidak ditutup atau diamankan dapat menjadi ancaman serius bagi keselamatan masyarakat, terutama anak-anak.
Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan dapat mengambil tindakan preventif untuk menutup atau mengamankan kubangan bekas galian guna mencegah terulangnya tragedi serupa.
Masyarakat juga diimbau untuk lebih waspada dan mengawasi anak-anak agar tidak bermain di sekitar area berbahaya tersebut.