Sulseltimes.com – Pecah sertifikat tanah adalah proses pemisahan sebagian tanah dari sertifikat induk untuk mendapatkan sertifikat baru atas bagian tanah yang telah ditentukan.
Proses ini umumnya dilakukan untuk keperluan jual beli atau pembagian warisan agar kepemilikan tanah lebih jelas dan terhindar dari sengketa di kemudian hari.
Pemilik tanah dapat melakukan proses ini melalui notaris atau Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), atau langsung mengurusnya di kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) sesuai domisili masing-masing.
Jika Anda berencana untuk melakukan pecah sertifikat tanah, berikut adalah penjelasan lengkap mengenai syarat, biaya, dan prosedurnya.
Syarat Pecah Sertifikat Tanah

Berdasarkan informasi dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), berikut adalah persyaratan yang harus dipenuhi untuk melakukan pecah sertifikat tanah:
- Formulir permohonan yang telah diisi dan ditandatangani pemohon atau kuasanya di atas materai yang cukup.
- Surat kuasa, jika proses pengurusan dilakukan oleh pihak lain.
- Fotokopi identitas pemohon (KTP) dan kuasa, jika diwakilkan, yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket.
- Fotokopi akta pendirian dan pengesahan badan hukum, jika pemohon berbentuk badan hukum.
- Sertifikat tanah asli sebagai dokumen utama pemecahan.
- Rencana Tapak/Site Plan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota setempat.
- Surat pernyataan yang mencakup:
- Identitas diri pemohon.
- Luas, letak, dan penggunaan tanah yang dimohon.
- Pernyataan bahwa tanah tidak dalam sengketa.
- Pernyataan bahwa tanah dikuasai secara fisik.
- Alasan pemecahan sertifikat tanah.
Biaya Pecah Sertifikat Tanah
Biaya yang dikenakan dalam proses pemecahan sertifikat tanah bersifat variatif karena dihitung berdasarkan jumlah bidang dan luas masing-masing bidang tanah yang akan dipecah.
Simulasi perhitungan biaya dapat dilakukan melalui situs resmi Kementerian ATR/BPN. Secara umum, biaya yang harus dipersiapkan mencakup:
- Biaya pengukuran tanah
- Biaya pemeriksaan tanah
- Biaya pendaftaran sertifikat baru
- Biaya jasa notaris atau PPAT (jika menggunakan jasa mereka)
Proses ini biasanya memakan waktu hingga 15 hari kerja setelah seluruh dokumen lengkap dan pembayaran telah dilakukan.
Rumus Perhitungan Biaya Pecah Sertifikat Tanah
Total Biaya = Biaya Pengukuran + Biaya Pendaftaran
- Biaya Pengukuran ditentukan berdasarkan jumlah bidang dan luas masing-masing bidang yang dipecah.
- Biaya Pendaftaran adalah biaya tetap yang ditetapkan oleh BPN.
Contoh Perhitungan:
- Jumlah bidang: 2 bidang
- Luas tanah per bidang: 1000 m²
- Penggunaan: Non Pertanian
- Provinsi: Sulawesi Selatan
Dari simulasi yang dilakukan:
- Biaya Pengukuran = Rp 520.000
- Biaya Pendaftaran = Rp 100.000
- Total Biaya = Rp 620.000
Jika ada perubahan jumlah bidang atau luas tanah, maka biaya dapat berubah sesuai kebijakan BPN yang berlaku.
Untuk hasil yang lebih akurat, pemohon dapat menggunakan fitur simulasi biaya langsung di situs resmi Kementerian ATR/BPN
Proses Pecah Sertifikat Tanah
Berikut adalah tahapan dalam proses pecah sertifikat tanah:
- Melengkapi persyaratan administrasi yang telah ditentukan.
- Mengajukan permohonan ke kantor BPN sesuai dengan lokasi tanah.
- Mengisi formulir permohonan pecah sertifikat tanah.
- Menyerahkan dokumen persyaratan ke petugas loket pendaftaran.
- Melakukan pembayaran biaya yang telah ditentukan.
- Petugas BPN akan melakukan pengukuran tanah ke lokasi sesuai permohonan.
- BPN akan memproses penerbitan sertifikat baru setelah pengukuran selesai.
- Pengambilan sertifikat baru dapat dilakukan di loket penyerahan kantor pertanahan.
Jika pemohon menggunakan jasa PPAT atau notaris, maka seluruh prosedur ini akan ditangani oleh pihak tersebut dengan tambahan biaya jasa yang disepakati.
Pentingnya Pecah Sertifikat Tanah
Pecah sertifikat tanah sangat penting untuk menghindari sengketa kepemilikan di kemudian hari, terutama dalam kasus jual beli tanah dan pembagian warisan.
Dengan sertifikat yang telah dipisah, masing-masing pihak mendapatkan hak yang sah atas tanah yang dimilikinya.
Untuk memastikan proses berjalan lancar, pastikan semua dokumen yang dibutuhkan telah disiapkan dan lakukan konsultasi dengan pihak terkait, seperti BPN atau notaris, guna mendapatkan informasi yang lebih rinci.
Pecah sertifikat tanah merupakan proses legal yang bertujuan untuk memperjelas kepemilikan tanah.
Dengan memahami syarat, biaya, dan prosedurnya, Anda dapat menjalankan proses ini dengan lebih mudah dan efisien.
Pastikan untuk selalu mengacu pada peraturan terbaru dari Kementerian ATR/BPN agar proses pecah sertifikat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.