Sulsel Times Tangerang, 4 Januari 2025 — Insiden penembakan bos rental mobil di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak, yang menewaskan Ilyas Abdurrahman (IAR), tidak hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga kritik terhadap respons Polsek Cinangka.
Sebelum insiden penembakan terjadi, korban diketahui sempat melaporkan kasus kehilangan mobilnya ke Polsek Cinangka, namun permintaannya untuk pendampingan disebut-sebut ditolak.
Baca Juga: Penembakan Bos Rental Mobil di Rest Area Tol Tangerang-Merak: Fakta, Kronologi, dan Respon
Kronologi Laporan ke Polsek Cinangka
Pada Kamis dini hari (2/1/2025), sekitar pukul 03.10 WIB, tujuh orang yang mengaku dari pihak leasing mendatangi Polsek Cinangka untuk meminta pendampingan dalam menarik kendaraan yang diduga digelapkan.
Permintaan ini ditangani oleh Brigadir Deri, anggota piket saat itu.
Menurut Kapolsek Cinangka, AKP Asep Iwan Kurniawan, pendampingan tidak dapat dilakukan karena pemohon tidak mampu menunjukkan dokumen legalitas kendaraan.
Baca Juga: Tragis Bos Rental Mobil Tewas di Rest Area KM 45 Tangerang-Merak Libatkan Oknum TNI AL
“Kami harus memastikan legalitas sebelum melakukan pendampingan. Hal ini dilakukan agar tidak ada tindakan yang melanggar hukum atau memicu konflik di lapangan,” jelas Asep dalam keterangannya.
Brigadir Deri kemudian menghubungi Kapolsek untuk meminta arahan. Sesuai prosedur, Kapolsek menyarankan agar pemohon membuat laporan resmi terlebih dahulu sebagai dasar bagi polisi untuk bertindak.
Namun, keputusan ini dianggap lamban dan memengaruhi upaya pencegahan insiden penembakan.
Reaksi Publik Terhadap Respons Polsek
Respons Polsek Cinangka menuai kritik tajam dari publik dan warganet. Banyak yang menilai bahwa tindakan polisi terlalu prosedural sehingga mengabaikan urgensi situasi.
Beberapa komentar di media sosial menyebutkan bahwa nyawa korban mungkin dapat diselamatkan jika polisi bertindak lebih cepat.
“Apa gunanya polisi kalau laporan masyarakat diabaikan? Kasus ini menunjukkan lemahnya respons aparat dalam situasi genting,” tulis salah satu pengguna Twitter.
Tagar #KeadilanUntukIlyas bahkan sempat menjadi trending topic di media sosial, mencerminkan kemarahan publik terhadap kejadian ini.
Kapolsek Cinangka, AKP Asep Iwan Kurniawan, membantah tudingan bahwa pihaknya menolak memberikan bantuan.
Menurutnya, keputusan untuk tidak segera mendampingi korban adalah upaya untuk memastikan setiap tindakan yang diambil sesuai dengan SOP.
“Kami tidak ingin gegabah. Jika ada kesalahan prosedur, kami siap dievaluasi,” ujarnya.
Namun, Polda Banten melalui Kapolres Cilegon, AKBP Kemas Indra Natanegara, telah memeriksa empat anggota Polsek Cinangka terkait prosedur yang dilakukan pada malam kejadian.
Proses pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan apakah ada kelalaian atau pelanggaran SOP yang terjadi.
Setelah laporan di Polsek Cinangka tidak membuahkan hasil, korban bersama timnya memutuskan untuk melanjutkan pengejaran sendiri. Kendaraan yang dicari akhirnya ditemukan di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak.
Namun, upaya mereka untuk mengambil kembali mobil berujung pada penembakan brutal oleh pelaku.
Saksi mata, Rizky Agam, yang juga anak korban, menggambarkan situasi mencekam di lokasi kejadian.
“Kami mencoba mengambil mobil tersebut, tapi pelaku dari mobil lain langsung melepaskan tembakan ke arah kami. Ayah saya terkena tembakan di bagian dada,” ungkap Rizky.
Baca Juga: Investigasi Penembakan Boss Mobil Rental di Rest Area KM 45 Oknum TNI AL dalam Sorotan
Kritik Terhadap Sistem Pengamanan
Kasus ini menyoroti lemahnya sistem pengamanan di rest area jalan tol, yang sering menjadi lokasi rawan tindak kriminalitas.
Menurut pengamat transportasi, Dr. Indra Saputra, kolaborasi yang lebih baik antara pihak kepolisian, pengelola jalan tol, dan pihak terkait diperlukan untuk memastikan keamanan di rest area.
“CCTV tambahan, patroli rutin, dan penempatan petugas keamanan yang memadai adalah langkah penting untuk mencegah insiden serupa di masa depan,” jelasnya.
Kasus penembakan bos rental mobil di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak menjadi peringatan keras akan pentingnya respons cepat dari aparat penegak hukum.
Kritik terhadap Polsek Cinangka mencerminkan harapan masyarakat akan pelayanan yang lebih tanggap dalam situasi darurat.
Publik juga berharap agar pemeriksaan terhadap aparat yang bertugas dilakukan secara transparan dan tegas untuk memastikan keadilan bagi keluarga korban.
Tragedi ini tidak hanya menjadi duka bagi keluarga korban tetapi juga menjadi pelajaran penting untuk meningkatkan sistem pengamanan dan profesionalisme aparat dalam menangani laporan masyarakat.