Sulsel Times Jakarta, 9 Januari 2025 – Mengapa Bukalapak tutup?.
Bukalapak, salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia, resmi mengumumkan penutupan layanan marketplace untuk produk fisik seperti pakaian, gadget, kosmetik, dan lainnya.
Kebijakan ini mulai berlaku secara bertahap pada Februari 2025.
Penutupan ini merupakan langkah strategis dalam transformasi bisnis perusahaan yang kini fokus pada penjualan produk virtual.
Baca Juga: Akhirnya Bukalapak Tutup Layanan Marketplace: Mulai Fokus Jualan Produk Digital!
Apa yang Terjadi?

Keputusan Bukalapak menutup layanan marketplace produk fisik diumumkan pada Selasa (7/1/2025).
Dalam pernyataan resminya, Bukalapak menyebut langkah ini sebagai bagian dari transformasi bisnis untuk memperkuat fokus pada produk virtual, seperti token listrik, pulsa prabayar, voucher game, dan layanan investasi.
“Kami ingin menginformasikan bahwa Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada produk virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan produk fisik di Marketplace Bukalapak,” demikian pernyataan yang dirilis di blog resmi Bukalapak.
Mengapa Bukalapak Tutup Layanan Produk Fisik?
Menurut manajemen Bukalapak, kontribusi produk fisik terhadap total pendapatan perusahaan hanya sekitar 3 persen.
Corporate Secretary Bukalapak, Cut Fika Luthi, menjelaskan bahwa penutupan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi biaya operasional dan mencapai EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) positif.
“Penghentian ini justru mendukung upaya perseroan untuk mencapai EBITDA positif dan efisiensi biaya operasional yang signifikan,” kata Fika dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis (9/1/2025).
Selain itu, perubahan ini diambil setelah evaluasi mendalam terkait kinerja lini produk fisik yang menunjukkan penurunan pendapatan selama tiga tahun terakhir.
Tantangan dinamika pasar dan biaya operasional yang meningkat turut menjadi faktor penentu kebijakan ini.
Kapan dan Bagaimana Bukalapak Tutup?
Penutupan layanan marketplace produk fisik Bukalapak akan dilakukan secara bertahap.
Pengguna masih dapat memesan produk fisik hingga Kamis, 9 Februari 2025 pukul 23.59 WIB. Mulai 1 Februari 2025, fitur untuk menambahkan produk baru akan dinonaktifkan.
Semua pesanan yang belum diproses hingga 2 Maret 2025 akan dibatalkan secara otomatis, dengan pengembalian dana ke pembeli melalui BukaDompet.
Meskipun layanan marketplace produk fisik ditutup, aplikasi dan situs web Bukalapak tetap dapat diakses untuk layanan lainnya seperti pembelian pulsa, token listrik, voucher game, dan investasi emas.
Apa Strategi Bukalapak Selanjutnya?
Bukalapak kini mengalihkan fokus bisnisnya ke produk virtual, termasuk Mitra Bukalapak, layanan gaming, investasi, dan retail.
Segmen ini dianggap lebih potensial untuk mendukung pertumbuhan perusahaan di masa depan.
Menurut laporan keuangan kuartal ketiga 2024, Bukalapak memiliki kas, setara kas, dan investasi likuid sebesar Rp19 triliun.
Dana ini akan digunakan untuk memperkuat bisnis inti dan anak perusahaan.
“Langkah ini adalah bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk terus relevan dan kompetitif di industri,” ungkap manajemen Bukalapak.
Bukalapak juga mencatat bahwa fokus pada layanan produk virtual akan memperkuat posisinya dalam ekosistem digital serta memberikan layanan terbaik kepada pengguna.
Apa Dampaknya pada Karyawan?
Penutupan layanan ini tentunya berdampak pada sejumlah karyawan yang sebelumnya terlibat dalam operasional produk fisik.
Manajemen Bukalapak memastikan bahwa semua hak dan kompensasi karyawan akan dipenuhi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Bagaimana Prestasi Bukalapak Sebelumnya?
Selama lebih dari 15 tahun beroperasi, Bukalapak telah mencatat berbagai pencapaian melalui layanan marketplace-nya.
Pada 2021, Bukalapak menjadi marketplace dengan traffic tertinggi ketiga di Indonesia.
Data dari Similar Web menunjukkan bahwa pada Februari 2021, Bukalapak mencatat traffic share sebesar 8,23 persen dengan jumlah kunjungan bulanan mencapai 13,58 juta.
Namun, seiring berjalannya waktu, perilaku konsumen dan dinamika pasar terus berubah.
Tantangan dalam mempertahankan kinerja lini produk fisik menjadi salah satu alasan utama Bukalapak mengubah strategi bisnisnya.
Keputusan Bukalapak untuk menutup layanan marketplace produk fisik merupakan langkah besar dalam transformasi bisnis perusahaan.
Dengan kontribusi pendapatan yang minim dan tantangan operasional yang meningkat, Bukalapak memilih untuk fokus pada segmen produk virtual yang dianggap lebih menjanjikan.
Langkah ini tidak hanya diharapkan meningkatkan efisiensi biaya, tetapi juga memperkuat posisi Bukalapak dalam ekosistem digital Indonesia.
Meskipun terjadi perubahan fokus bisnis, Bukalapak memastikan bahwa pengguna tetap dapat mengakses platform untuk layanan lainnya.
Dengan strategi ini, Bukalapak optimis dapat tetap relevan dan kompetitif di industri digital yang terus berkembang.
Mengapa Bukalapak tutup layanan produk fisik?
Baca Juga: Ternyata Bukalapak Punya Kas 19 Triliun Usai Tutup Layanan Produk Fisik
Karena strategi jangka panjang untuk memastikan keberlanjutan dan efisiensi bisnis di masa depan.