Sulseltimes.com Jakarta, 31 Agustus 2025 — Rekaman suara Ahmad Sahroni bocor, Ahmad Sahroni menegaskan ulang bahwa frasa “orang tolol sedunia” yang diucapkannya tidak ditujukan kepada masyarakat umum, melainkan kepada pihak-pihak yang tanpa pemahaman menyuarakan wacana pembubaran DPR.
Pernyataan ini jadi viral dan memicu kritik publik.
- Sahroni tegaskan istilah tolol bukan ditujukan ke masyarakat umum
- Penekanan rekaman ucapan menyasar pihak pro‑bubarkan DPR
- Pentingnya memahami mekanisme demokrasi jadi inti argumen Sahroni
- Ucapan ini menuai kritik dari kalangan akademik
- Publik menyoroti pentingnya merespons kritik, bukan menghina
Penjelasan Sahroni dalam Rekaman Suara yang Viral

Dalam rekaman berdurasi kurang dari satu menit, Ahmad Sahroni menyampaikan klarifikasi penting:
00:00–00:20: “Gue bicara mental tolol itu adalah bagi orang‑orang yang pertama mengucapkan, bukan masyarakat.” Ia menekankan bahwa korban ucapannya bukan masyarakat luas.
00:20–00:31: Sahroni tegas: “gua ga ada tuh bicara masyarakat tolol… seolah-olah gue memujukan objek masyarakat.”
00:32–00:58: Ia menjelaskan bahwa kritiknya ditujukan kepada pihak yang menyerukan pembubaran DPR, bukan orang banyak karena dianggap bertindak tanpa pemahaman sistem demokrasi. Filtering opini publik lewat “gorengan” diberi kritik keras.
Pernyataan Sahroni yang sempat viral sebelumnya mendapat sorotan keras.
Di antaranya, Dekan FISIPOL UMY, Dr. Ridho Al‑Hamdi, menyampaikan bahwa kritik publik harus dianggap sah, dibalas dengan dialog, bukan hinaan.
Ia menilai wacana pembubaran DPR adalah luapan kekecewaan rakyat, bukan sekadar “gerakan tolol”.
Ahmad Sahroni menegaskan bahwa ucapan “mental tolol sedunia” ditujukan pada mereka yang tanpa kajian menyerukan pembubaran DPR, bukan pada masyarakat umum.
Meskipun begitu, ucapan tersebut memicu reaksi publik dan pantauan kalangan akademik, menunjukkan pentingnya komunikasi yang lebih matang antar elite-politik dan warga.