Sulseltimes.com – MAKASSAR — Juru Bicara Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi (Andalan Hati), Muhammad Ramli Rahim (MRR) tegaskan data pertumbuhan ekonomi Kota Makassar terjun bebas bukan klaim palsu atau sesuatu menyesatkan. Melainkan fakta berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Kota Makassar yang terjun bebas itu memang terjadi sejak dimulainya kepemimpinan Danny Pomanto sebagai walikota pada tahun 2013 hingga menjelang akhir masa jabatannya di tahun 2023.
Sebagaimana data BPS Sulsel menampilman bahwa pada tahun 2013 saat Danny menerima tugas sebagai kepala pemerintahan, pertumbuhan ekonomi Kota Makassar berada di angka 8,55 persen (y-o-y). Namun, menjelang lengser di tahun 2023 turun di angka 5,31 persen.
Berbeda dengan pertumbuhan ekonomi Sulsel yang meningkat dari sejak dimulainya kepemimpinan Andi Sudirman Sulaiman pada tahun 2021 hingga berakhir pada tahun 2023.
Dimana pada tahun 2021 saat Andi Sudirman menerima tugas sebagai kepala pemerintahan, pertumbuhan ekonomi Sulsel quartal pertama berada di angka -0,21. Kemudian berhasil naik menjadi 4,05 persen di quartal ketiga tahun 2023 atau pada akhir masa jabatannya sebagai Gubernur Sulsel.
MRR mengatakan, pernyataan Jubir Danny Pomanto-Azhar Arsyad (DIA), Asri Tadda, yang menyebut data tersebut hanya klaim palsu atau sesuatu menyesatkan, justru patut dipertanyakan. Sebab, itu adalah angka-angka resmi milik pemerintah yang terpublikasi ke masyarakat.
“Dimana klaim palsu atau menyesatkannya. Ini adalah data benar milik BPS Sulsel yang terpublikasi, terbuka dan bisa dilihat masyarakat,” bebernya, Senin (11/11/2024).
Lanjut MRR juga menanggapi sebutan penyajian data yang dinilai oleh Jubir DIA tidak adil karena data ekonomi Makassar yang digunakan mencakup sejak tahun 2012 hingga 2023, sementara data ekonomi Sulsel hanya ditampilkan dari tahun 2021 hingga 2024.
MRR menjelaskan, penyajian itu sudah tepat. Pasalnya data pertumbuhan ekonomi yang diukur adalah ketika keduanya sama-sama memegang kendali pemerintahan. Andi Sudirman sebagai Gubernur Sulsel dan Danny Pomanto sebagai walikota Makassar.
“Menghitung kesuksesan itu bukan membandingkan di waktu yang sama, tapi mengungkap titik awal dan titik akhir. Titik awal Danny Pomanto 2013 dan titik akhir 2023 pada data tersedia, jika 2024 sudah ada, boleh juga ditampilkan. Sedangkan titik awal Andi Sudirman Quartal Pertama 2021 dan berakhir Quartal Ketiga 2023,” tegasnya.
“Begitupun kalau disebut kenapa data Makassar dihitung secara tahunan sementara data Sulsel secara quartal. Itu karena Danny Pomanto (masa jabatannya) panjang maka digunakan tahun, sedangkan Andalan Pendek, maka ditampilkan quartal,” pungkas MRR
MRR pun menegaskan, penyataan ataupun penjelasan Asri Tadda yang tidak menerima data dari BPS Sulsel itu hanya bagian dari upaya mereka membuat pembenaran. Bukan kebenaran yang sesungguhnya.
“Intinya bagi kami Jubir DIA hanya membuat pembenaran, bukan kebenaran,” tegas dia.(*)