Sulseltimes.com, Makassar – Persaudaraan Islam Sulawesi Selatan menetapkan Habib Muchsin sebagai kandidat unggulan dalam struktur kepemimpinan barunya. Dalam kesempatan tersebut, Habib Muksin menyampaikan bahwa eksistensi dan keterlibatan aktif dalam organisasi bukan hanya sebagai formalitas, namun menjadi kekuatan utama dalam membangun solidaritas dan menjaga kerukunan antarumat.
Sebagai sosok yang telah lama berkiprah dalam dunia organisasi, Habib Muchsin memiliki latar belakang kuat di lingkungan aktivisme, termasuk pengalamannya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), yang selama ini dikenal melahirkan banyak tokoh pemimpin bangsa. Ia menyebut bahwa pengalaman tersebut menjadi modal berharga dalam mengelola dinamika sosial kemasyarakatan di era saat ini.
“Organisasi bukan hanya soal jabatan, tapi tentang bagaimana kita hadir dan terlibat untuk menciptakan ruang aman dalam keberagaman. Ketidakhadiran justru bisa menimbulkan miskomunikasi hingga gesekan,” ujar Habib.saat diwawancara/Dok
Lebih jauh, ia mengajak seluruh organisasi Islam di wilayah Sulsel untuk meninggalkan polarisasi dan memperkuat semangat persatuan melalui toleransi, saling menghargai perbedaan, dan kerja sama lintas elemen.
Dalam rangka mengonsolidasikan gerakan dan memperluas dialog internal, Persaudaraan Islam Sulsel dalam waktu dekat akan menggelar Musyawarah Daerah (Musda), yang menurut Habib, menjadi momentum penting untuk menyusun strategi baru yang inklusif dan berpihak pada nilai-nilai kebangsaan.
Menanggapi kebingungan masyarakat terkait nama FPI, Habib Mucsin menegaskan bahwa Front Persaudaraan Islam yang ia pimpin bukan kelanjutan dari Front Pembela Islam. Organisasi ini berdiri atas semangat baru—menyemai nilai damai, menjunjung tinggi Pancasila, dan mendukung penuh keutuhan NKRI.
“Kami ingin membangun wajah baru gerakan Islam. FPI yang ini hadir bukan untuk menakutkan, tapi untuk merangkul dan menguatkan kontribusi umat terhadap bangsa,” jelasnya.
Langkah ini menuai sambutan positif dari berbagai kalangan, yang melihat Habib Mucsin sebagai figur pemersatu dan mampu membawa warna baru dalam organisasi Islam yang lebih progresif dan membumi. (*)