Berita

Viral Buaya Cimory Mengamuk Serang Lansia yang Mengaku Saudara Kembarannya

Avatar of sulseltimes
21
×

Viral Buaya Cimory Mengamuk Serang Lansia yang Mengaku Saudara Kembarannya

Sebarkan artikel ini
Buaya Cimory di Antang Mengamuk Serang Lansia yang Mengaku Saudara kembarannya
Foto detik detik buaya Cimory ngamuk dan menggigit tangan korban dan hasil gigitan buaya Cimory.
WhatsApp Logo
Sulsel Times Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Sulseltimes.com Makassar – Seekor buaya yang sebelumnya viral karena disebut sebagai “kembaran manusia” kembali menjadi sorotan setelah mengamuk dan menyerang seseorang yang mengaku sebagai saudaranya.

Insiden ini terjadi pada Minggu 17/02/2025 malam, di tempat penangkaran buaya di Cimory, Antang, Makassar.

Buaya Cimory, dari Banjir ke Penangkaran

Buaya Cimory di Antang Mengamuk Serang Lansia yang Mengaku Saudara kembarannya
Foto detik detik buaya Cimory ngamuk dan menggigit tangan korban dan hasil gigitan buaya Cimory.

Buaya yang kini dijuluki “Buaya Cimory” pertama kali menjadi perhatian publik pada 12/02/2025, ketika ditemukan berkeliaran di permukiman warga Kampung Kajang, Kelurahan Tamangapa, Antang, pasca-banjir besar yang melanda kawasan tersebut.

Saat itu, warga yang geger berusaha menangkap reptil sepanjang lebih dari 2 meter ini.

Proses penangkapan yang berlangsung dramatis akhirnya sukses, dan buaya tersebut kemudian dikarantina di lokasi penangkaran Cimory.

Namun, kisah buaya ini tidak berhenti di situ.

Seiring berjalannya waktu, muncul klaim dari beberapa warga yang mengaku memiliki hubungan mistis dengan hewan tersebut.

Beberapa bahkan menduga bahwa buaya itu memiliki keterkaitan dengan dunia manusia, yang memperkuat mitos lama mengenai “manusia buaya.”

Kedekatan Mistis, Berujung Petaka

Video Detik-Detik Buaya Cimory Ngamuk Dan Gigit TanganKorban Hingga Nyaris Putus

Dalam beberapa hari terakhir, sebuah video viral menunjukkan seorang pria yang mengklaim sebagai saudara kembaran buaya Cimory.

Dalam rekaman tersebut, pria itu terlihat mengelus dan bahkan mencium kepala buaya yang diduga masih dalam kondisi lemah akibat pengaruh bius pasca-penangkapan.

Namun, pada 17/02/2025 malam, situasi berubah drastis.

Seorang pria lanjut usia yang juga mengaku memiliki keterkaitan dengan buaya tersebut mencoba melakukan tindakan serupa.

Ia mendekati buaya, mengulurkan tangan, dan mencoba menyentuhnya.

Tanpa diduga, buaya Cimory tiba-tiba mengamuk dan menerkam tangan pria tersebut dengan kekuatan yang hampir memutuskan lengannya.

“Saat korban mendekat, buaya itu tiba-tiba berontak dan menggigit tangannya. Kami langsung berusaha menyelamatkan korban dan membawanya ke rumah sakit,” ujar seorang saksi mata yang berada di lokasi.

Korban mengalami luka parah dengan tangan patah dan nyaris putus akibat gigitan kuat buaya tersebut. Saat ini, ia masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit setempat.

Fenomena Mistik atau Naluri Hewan?

Insiden ini kembali memicu perdebatan di masyarakat.

Sebagian warga percaya bahwa buaya Cimory memang memiliki keterkaitan dengan dunia spiritual, sementara yang lain berpendapat bahwa ini murni naluri hewan liar yang merasa terancam.

“Penting bagi kita untuk memahami bahwa buaya tetaplah predator alami. Meski sebelumnya terlihat jinak, insting liar mereka bisa kembali kapan saja,” kata seorang ahli reptil dari Universitas Hasanuddin.

Pihak berwenang saat ini tengah mempertimbangkan langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan di sekitar penangkaran, termasuk kemungkinan relokasi buaya Cimory ke habitat yang lebih aman.

Sementara itu, warga diimbau untuk tidak melakukan interaksi langsung dengan buaya demi menghindari kejadian serupa di masa mendatang.

Kisah buaya Cimory di Antang terus menarik perhatian publik, baik dari sudut pandang ilmiah maupun kepercayaan masyarakat.

Insiden terbaru ini menjadi pengingat bahwa meskipun buaya dapat tampak jinak, mereka tetaplah predator yang berbahaya.

Hingga saat ini, warga masih berdatangan ke penangkaran untuk melihat langsung hewan yang kini semakin terkenal tersebut, meski pihak berwenang telah memberi peringatan agar tidak melakukan kontak langsung.

Kasus ini pun menambah daftar panjang interaksi manusia dengan satwa liar yang sering kali berujung pada bahaya.

Ke depannya, pengelolaan habitat serta edukasi kepada masyarakat mengenai satwa liar diharapkan dapat mengurangi insiden serupa.

WhatsApp Logo
Ikuti Sulsel Times di
Google News
Follow

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *