Sulseltimes.com, Makassar — Kepala Sekolah UPT SPF SMP Negeri 17 Makassar, Sukardi, S.Pd., memberikan klarifikasi menyusul viralnya video protes sejumlah siswa terhadap Program Makan Bergizi (MBG) yang diselenggarakan di sekolah tersebut.
Video berdurasi singkat yang menampilkan sejumlah siswa SMPN 17 Makassar mengeluhkan menu makanan dalam program MBG itu tersebar luas di berbagai platform media sosial. Dalam video tersebut, para siswa tampak menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap isi makanan yang disajikan, yang dinilai tidak sesuai harapan.
Menanggapi hal itu, Sukardi menegaskan bahwa Program Makan Bergizi merupakan inisiatif pemerintah untuk mendukung asupan nutrisi bagi peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Ia menjelaskan bahwa program ini bukan dimaksudkan sebagai penyedia “makanan enak” seperti yang dibayangkan sebagian siswa, melainkan fokus pada kecukupan gizi dan kesehatan siswa.
“Program ini bukan sekadar memberi makan, tetapi lebih kepada pemenuhan gizi anak-anak agar mereka sehat dan fokus dalam belajar. Kami menyadari ada kekeliruan pemahaman di kalangan siswa soal konsep program ini,” jelas Sukardi dalam pernyataan klarifikasinya di UPT SPF SMPN 17 Makassar, Jalan Tamangapa Raya, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Jumat (8/8/2025).
Ia juga mengakui bahwa apa yang terekam dalam video tersebut memang benar merupakan suara siswa di sekolahnya. Namun, menurutnya, ketidaktahuan para siswa tentang jadwal dan jenis makanan yang disajikan menjadi pemicu kekecewaan tersebut.
“Memang hari itu menu yang disiapkan adalah roti dan telur, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Bukan karena kami sengaja menyajikan makanan seadanya, tetapi menyesuaikan dengan roster dan anggaran yang tersedia dari pemerintah. Misalnya, Senin ayam, Selasa telur atau tahu-tempe, dan begitu seterusnya,” tambahnya.
Sukardi menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi, seraya menegaskan bahwa pihak sekolah tidak menginginkan insiden tersebut mencoreng semangat pelaksanaan program pemerintah yang memiliki niat baik.
“Kami seluruh jajaran di sekolah menyayangkan hal ini terjadi. Namun kami juga berkomitmen untuk terus memberikan edukasi kepada siswa agar mereka memahami tujuan dari program ini,” ujarnya.
Ia juga mengajak seluruh siswa untuk lebih bersyukur, mengingat tidak semua sekolah di Indonesia mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjalankan program serupa.
“Saya sampaikan kepada anak-anak bahwa kita harus bersyukur karena masih banyak sekolah lain yang belum menerima program makan bergizi ini. Mari kita manfaatkan dengan baik,” imbau Sukardi.
Lebih lanjut, Sukardi menyampaikan harapannya kepada pemerintah, khususnya Presiden Republik Indonesia, agar ke depan program ini dapat ditingkatkan cakupannya dan menjangkau lebih banyak sekolah di seluruh pelosok negeri.
“Kami berharap program ini terus ditingkatkan dan makin banyak sekolah yang bisa merasakannya. Karena ini bentuk perhatian negara terhadap masa depan generasi bangsa,” tutupnya.
Video protes siswa tersebut telah memicu diskusi luas di kalangan masyarakat dan warganet, termasuk soal pelibatan siswa dalam perencanaan atau evaluasi program-program berbasis kebutuhan mereka.
Meski demikian, klarifikasi pihak sekolah ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang tujuan utama program MBG serta tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaannya. (And)