Sulseltimes.com Makassar, Jumat 26 September 2025 — Pemerintah Kota Makassar mematangkan desain perencanaan ducting untuk Sarana Jaringan Utilitas Terpadu guna menata kabel listrik, telekomunikasi, dan pipa ke bawah tanah. Rapat koordinasi di Balai Kota, Kamis 25/09, dipimpin Wali Kota Munafri Arifuddin bersama PT Tiga Permata Bersinar dan lintas OPD.
Tahap awal direncanakan pada enam ruas jalan dan akan diperluas hingga 16 ruas dengan target pelaksanaan mulai awal 2026. “Perencanaan harus jelas agar proyek berkelanjutan dan tidak menimbulkan monopoli,” kata Munafri, Kamis, 25/09/2025.
- Pemkot matangkan desain ducting SJUT untuk kabel dan pipa bawah tanah
- Tahap awal enam ruas lalu diperluas hingga 16 ruas
- Rapat dipimpin Wali Kota Munafri Arifuddin dengan lintas OPD dan PT Tiga Permata Bersinar
- Permendagri 7/2024 tegaskan skema retribusi bukan sewa
- Pelaksanaan awal 2026 dengan estimasi investasi Rp33,4 miliar
Penataan Ducting dan Skema Investasi
Munafri Arifuddin menegaskan rancangan kerja sama harus memuat batas minimal ruas agar program berjalan menyeluruh.
“Kalau ada ruas yang belum sanggup, kami akan gandeng provider dan investor lain untuk menyelesaikan ruas lainnya,” ucap Munafri, Kamis, 25/09/2025.
Sekda Makassar Andi Zulkifly Nanda menambahkan bahwa pembiayaan tidak lagi bertumpu pada APBD.
Mengacu Permendagri 7 Tahun 2024, penggunaan ducting sharing tidak menggunakan skema sewa, melainkan retribusi daerah.
“Kewenangan pengelolaan mengikuti pemilik aset jalan. Untuk jalan kota, leading sector berada pada Dinas Pekerjaan Umum,” ujar Zulkifly, Kamis, 25/09/2025.
Ia meminta seluruh SKPD menyiapkan mekanisme investasi yang sesuai aturan agar peluang masuknya banyak provider terkelola rapi dan memberi dampak pada PAD.
Rincian Teknis, Ruas Prioritas, dan Target Waktu
Komisaris PT Tiga Permata Bersinar, Ricky Fandi, memaparkan tahap awal mencakup enam ruas strategis antara lain Jalan Boulevard, Jalan Pengayoman, Jalan Haji Bau, dan Jalan Sultan Hasanuddin.
Desain setiap ruas menempatkan tiga jalur pipa di kedalaman sekitar 1,5 meter, dilengkapi handhole atau manhole setiap 50 meter.
Pipa HDPE berdiameter 6 inci akan menampung mikroduct tiga jalur untuk akses, backbone, dan distribusi.
“Teknik flinching dipakai agar galian minim dan tidak merusak seluruh badan jalan,” kata Ricky, Kamis, 25/09/2025.
Jaringan akan dipantau lewat Network Operation Center milik operator dan PT Tiga Permata Bersinar sehingga gangguan mudah terdeteksi.
Koordinasi dengan PLN dilakukan agar trayek kabel listrik tidak bertumpuk, sedangkan penataan yang bersinggungan dengan IPAL dan pipa PDAM akan diawasi bersama dinas teknis.
Estimasi investasi tahap pertama sepanjang kurang lebih 15 kilometer sekitar Rp33,4 miliar atau setara Rp2,1 miliar per kilometer.
Ricky menilai ducting sharing menjadi “jalan tol” menuju smart city karena memindahkan kabel udara ke bawah tanah, menambah estetika kota, dan memperkuat keandalan transportasi data.
“Makassar berpeluang besar karena minat provider tinggi. Infrastruktur ini disiapkan untuk kebutuhan lima sampai enam tahun ke depan dan bisa dikembangkan,” ujarnya.
Pemkot Makassar mengunci arah penataan kabel dan utilitas melalui SJUT berbasis ducting dengan skema retribusi dan investasi pihak ketiga.
Tahap awal enam ruas dimulai 2026 dengan perluasan hingga 16 ruas demi kota yang lebih rapi, aman, dan ramah investasi.