Sulseltimes.com Jakarta, 31 Agustus 2025 — Rumah Sri Mulyani dijarah massa pada Minggu dini hari, 31 Agustus 2025 sekitar pukul 01.41 WIB.
Rekaman video amatir memperlihatkan sekelompok orang masuk ke kediaman Menteri Keuangan RI itu dan membawa berbagai barang, bahkan terdengar salah satu penjarah menyebut mendapatkan perhiasan.
Peristiwa ini terjadi di tengah gelombang demo besar-besaran yang mengguncang banyak kota di Indonesia.
- Rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani dijarah massa dini hari
- Dalam video, penjarah sebut ‘dapat perhiasanlah’
- Gelombang demo dipicu kenaikan tunjangan DPR hingga Rp50 juta
- Kematian driver ojol Affan Kurniawan memicu solidaritas rakyat
- Sri Mulyani tunda konferensi pers APBN di tengah situasi panas
Massa Menjarah Rumah Sri Mulyani di Tengah Malam

Video yang beredar luas di media sosial menunjukkan situasi massa menjarah isi rumah Sri Mulyani Menteri Keuangan.
Massa terlihat keluar masuk rumah sambil menggotong lemari, kotak penyimpanan, hingga barang berharga lain.
Dalam rekaman, terdengar suara perekam bertanya, “Bang bang …, dapat apa itu bang?” dan dijawab salah seorang pria, “Eh, dapat perhiasanlah.”
Gelombang amarah rakyat dipicu oleh keputusan DPR yang menyetujui kenaikan tunjangan perumahan anggota dewan hingga Rp50 juta per bulan.
Kebijakan ini dianggap melukai hati rakyat di tengah kondisi ekonomi yang kian berat.
Kemarahan makin membesar setelah insiden tragis tewasnya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang diduga dilindas kendaraan taktis Brimob saat demo di Jakarta.
Peristiwa itu memicu solidaritas nasional hingga demonstrasi meluas ke berbagai kota.
Sri Mulyani Tunda Agenda APBN
Di tengah eskalasi situasi, Sri Mulyani menunda konferensi pers terkait APBN yang sedianya digelar akhir Agustus.
Penundaan itu berbarengan dengan dibatalkannya Rakornas Presiden Prabowo Subianto karena alasan keamanan.
Penjarahan rumah pribadi seorang menteri keuangan memperlihatkan krisis kepercayaan publik terhadap elite politik sudah mencapai titik rawan.
Aksi ini menjadi simbol frustrasi rakyat yang merasa tak lagi didengar dan semakin terhimpit kondisi ekonomi.
Rumah Sri Mulyani dijarah massa pada 31 Agustus 2025 dini hari, menjadi simbol puncak kemarahan rakyat terhadap kebijakan yang dianggap tak berpihak dan lemahnya empati elit.
Aksi ini bukan sekadar tindak kriminal, melainkan peringatan keras akan memburuknya jurang kepercayaan antara rakyat dan penguasa.