Sulseltimes.com Gowa, 17 Agustus 2025 – Jumlah korban pendaki gunung bawakaraeng bertambah jadi 52 orang.
Perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia di Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, kembali diwarnai kabar duka.
Jumlah pendaki yang harus dievakuasi akibat hipotermia terus bertambah, kini mencapai 52 orang, dengan satu di antaranya meninggal dunia.
Kepala Seksi Operasi Basarnas Makassar, Andi Sultan, menyebut mayoritas korban mengalami hipotermia akibat cuaca ekstrem di kawasan gunung.
“Korban yang ditangani Basarnas sampai saat ini sudah 52 orang. Kebanyakan mengalami hipotermia, sementara satu korban meninggal dunia sudah dibawa ke kampung halamannya di Bone,” ujar Sultan, Minggu (17/8/2025).
Kronologi Korban Meninggal
Korban meninggal teridentifikasi bernama Irfan (24), peserta kegiatan lintas alam yang memulai perjalanan dari jalur Bulu Baria bersama 16 rekannya sejak 12 Agustus 2025.
Mereka berhasil mencapai puncak Bawakaraeng pada 16 Agustus. Namun, pada Minggu pagi, Irfan ditemukan dalam kondisi lemah akibat hipotermia.
“Setelah ditangani tim siaga, kondisi korban tidak membaik. Ia kemudian dievakuasi dengan tandu menuju kaki gunung, tetapi dinyatakan meninggal dunia saat berada di pos 8 jalur Bulu Ballea,” jelas Sultan.
Jasad korban dibawa ke Puskesmas Tinggi Moncong untuk pemeriksaan, lalu diantar dengan ambulans ke kampung halamannya di Desa Carubbu, Kecamatan Awampone, Kabupaten Bone.
Ribuan Pendaki Ikut Peringatan HUT RI
Data Posko Induk Siaga Merah Putih mencatat, sebanyak 4.172 pendaki melakukan registrasi resmi di empat jalur pendakian Bulu Ballea, Lembanna, Tassoso, dan Panaikang. Jumlah ini termasuk salah satu yang terbanyak dalam beberapa tahun terakhir.
Tradisi mendaki Gunung Bawakaraeng setiap 17 Agustus memang menjadi agenda tahunan ribuan pecinta alam untuk mengibarkan Sang Saka Merah Putih di puncak.
Namun, suhu dingin ekstrem dan kurangnya perlengkapan memadai sering kali menjadi penyebab kasus hipotermia.
Basarnas Imbau Pendaki Batalkan Aktivitas
Melihat kondisi cuaca yang semakin buruk, Basarnas mengimbau seluruh pendaki untuk menghentikan aktivitas di Bawakaraeng.
“Saya imbau teman-teman pendaki yang masih berada di gunung agar membatalkan aktivitasnya. Suhu saat ini sangat dingin dan berpotensi menimbulkan hipotermia,” tegas Sultan.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi komunitas pecinta alam bahwa hipotermia tetap menjadi ancaman utama di Gunung Bawakaraeng, terutama bagi pendaki dengan persiapan fisik dan logistik yang minim.
“Kami selalu mengingatkan agar pendaki memperhatikan kesiapan diri. Jangan memaksakan naik jika kondisi tubuh tidak memungkinkan,” pesan Sultan.