Berita

Gempa 4.1 Magnitudo Guncang Bone Terasa Hingga Makassar

Avatar of sulseltimes
23
×

Gempa 4.1 Magnitudo Guncang Bone Terasa Hingga Makassar

Sebarkan artikel ini
Gempa 4.1 Magnitudo Guncang Bone Terasa Hingga Makassar
BMKG: Peringatan Gempa Bumi Tektonik di Bone dan Sulawesi Selatan sekitarnya (doc ist).
WhatsApp Logo
Sulsel Times Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Sulseltimes.com Bone – Sebuah gempa bumi tektonik berkekuatan 4.1 magnitudo mengguncang Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pada Sabtu, 8 Februari 2025, pukul 20:13:57 WITA.

Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), episenter gempa tersebut terletak di koordinat 4.76° LS dan 119.92° BT, dengan pusat gempa berada di darat pada jarak 16 km barat daya Kabupaten Bone dan kedalaman 8 km.

Getaran akibat gempa ini dirasakan oleh warga di berbagai wilayah, termasuk Bone, Soppeng, Maros, Sinjai, hingga Makassar.

Gempa ini dikonfirmasi sebagai gempa dangkal yang disebabkan oleh aktivitas Sesar Walanae, salah satu struktur geologi aktif di Sulawesi Selatan yang kerap memicu aktivitas seismik di wilayah tersebut.

Hingga pukul 20:43 WITA, BMKG melaporkan bahwa belum terjadi gempa susulan (aftershock) yang menyusul peristiwa ini.

Dampak dan Persebaran Getaran Gempa

Gempa 4.1 Magnitudo Guncang Bone Terasa Hingga Makassar
BMKG: Peringatan Gempa Bumi Tektonik di Bone dan Sulawesi Selatan sekitarnya (doc ist).

Laporan dari masyarakat menyebutkan bahwa gempa dirasakan dengan intensitas II – III MMI di Kabupaten Bone dan Soppeng, yang berarti getaran cukup terasa di dalam rumah dan dapat dibandingkan dengan sensasi seperti adanya truk berat yang melintas.

Sementara itu, di Maros dan Sinjai, intensitas getaran mencapai II MMI, di mana beberapa orang merasakannya, dan benda-benda ringan yang tergantung tampak bergoyang.

Bahkan, beberapa warga Makassar juga melaporkan adanya getaran yang terasa ringan.

Meskipun tidak ada laporan kerusakan bangunan ataupun korban jiwa, beberapa warga sempat panik dan bergegas keluar rumah untuk mengantisipasi kemungkinan gempa susulan.

Beberapa wilayah di Sulawesi Selatan, termasuk Kabupaten Bone, tercatat mengalami beberapa kali gempa skala kecil dalam beberapa bulan terakhir, sehingga masyarakat setempat sudah lebih waspada terhadap potensi aktivitas seismik.

Kronologi dan Mekanisme Terjadinya Gempa

Menurut BMKG, gempa terjadi pada pukul 20:13:57 WITA, dengan kekuatan magnitudo 4.1 dan pusat gempa berada di daratan.

Berdasarkan kedalaman hiposenternya yang hanya 8 km, gempa ini dikategorikan sebagai gempa dangkal.

Mekanisme gempa ini dipengaruhi oleh aktivitas Sesar Walanae, salah satu sesar aktif di Sulawesi Selatan yang membentang dari Bone hingga ke daerah lain di provinsi ini.

Mengingat wilayah Sulawesi Selatan berada di zona seismik aktif, gempa-gempa kecil hingga menengah memang sering terjadi di daerah ini.

Aktivitas sesar tektonik di wilayah ini dipicu oleh pergerakan lempeng yang terus mengalami tekanan dan pelepasan energi, sehingga memicu gempa bumi di berbagai skala.

Tanggapan Masyarakat dan Aparat Berwenang

Menyusul kejadian gempa ini, BMKG segera merilis peringatan kepada masyarakat untuk tetap tenang dan waspada, serta tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat juga dihimbau untuk memeriksa kondisi bangunan tempat tinggal masing-masing, terutama jika terdapat retakan atau kerusakan yang bisa membahayakan stabilitas struktur bangunan.

Di Kota Bone dan sekitarnya, warga yang sempat merasakan getaran gempa sebagian besar keluar dari rumah mereka untuk berjaga-jaga.

Namun, tidak lama setelah gempa mereda dan tidak adanya laporan kerusakan, situasi di daerah terdampak kembali kondusif.

Aparat pemerintah setempat dan tim pemantauan bencana terus melakukan koordinasi dengan BMKG untuk memonitor perkembangan aktivitas seismik di wilayah Sulawesi Selatan, khususnya di Bone dan daerah sekitar episenter.

BMKG sendiri telah mengonfirmasi bahwa hingga saat ini belum ada gempa susulan yang terdeteksi, namun pemantauan terus dilakukan.

Imbauan dan Rekomendasi dari BMKG

BMKG menekankan bahwa masyarakat di wilayah terdampak tidak perlu panik, tetapi tetap harus mewaspadai kemungkinan adanya gempa susulan.

Beberapa langkah mitigasi yang disarankan oleh BMKG antara lain:

1. Memeriksa kondisi bangunan setelah gempa terjadi, khususnya bagi yang mengalami retakan atau kerusakan.

2. Menghindari bangunan yang terlihat mengalami kerusakan struktural hingga ada kepastian keamanan dari pihak berwenang.

3. Tidak menyebarkan berita hoaks atau informasi yang tidak valid terkait bencana, serta memastikan informasi yang diterima berasal dari sumber resmi seperti BMKG.

4. Mengikuti perkembangan informasi terkini dari kanal komunikasi resmi BMKG, termasuk situs web www.bmkg.go.id, media sosial @infoBMKG, dan aplikasi Info BMKG di perangkat mobile.

BMKG juga mengingatkan bahwa wilayah Sulawesi Selatan memiliki sejumlah sesar aktif yang dapat memicu aktivitas seismik, sehingga kesadaran terhadap potensi bencana perlu ditingkatkan.

Gempa bermagnitudo 4.1 yang mengguncang Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pada 8 Februari 2025 malam, telah menimbulkan getaran yang terasa hingga ke beberapa wilayah lain, termasuk Makassar.

Dengan kedalaman 8 km, gempa ini dikategorikan sebagai gempa dangkal yang dipicu oleh aktivitas Sesar Walanae.

Meski tidak menyebabkan kerusakan atau korban jiwa, peristiwa ini sempat membuat warga panik.

BMKG memastikan bahwa belum ada gempa susulan yang terdeteksi, tetapi masyarakat dihimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan adanya aktivitas seismik lanjutan.

WhatsApp Logo
Ikuti Sulsel Times di
Google News
Follow

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *