Sulseltimes.com Makassar, Rabu, 24 September 2025 — Anggota DPRD Makassar Fraksi PKB Basdir mengkhawatirkan rangkaian perang antarkelompok di Kecamatan Tallo dan Bontoala dalam sepekan. Ia menilai pola bentrokan yang muncul bersamaan tanpa pemicu jelas patut diwaspadai.
- Basdir curigai pola tawuran Tallo–Bontoala
- 5-6 rumah dilaporkan terbakar pada insiden terbaru
- Minta posko hingga lorong dan patroli rutin
- Makassar, Rabu 24 September 2025
- “Semua warga jangan terpancing provokasi,” tegas Basdir
“Saya khawatir warga hanya dimanfaatkan oknum. Aneh, tawuran terjadi serentak di beberapa tempat,” kata Basdir, Rabu, 24/09/2025.
Legislator PKB minta posko hingga lorong
Basdir mengapresiasi langkah Pemkot dan kepolisian membentuk posko pengamanan.
Namun ia menilai bentrokan kerap muncul mendadak di lorong sempit seperti Layang, Sapiria, Lorong 148, Lembo, dan Kandea sehingga dibutuhkan penguatan ke dalam permukiman.
“Posko yang ada sudah baik, tetapi harus ada tambahan posko di dalam lorong atau minimal patroli rutin. Kalau kita lengah, ini bisa jadi masalah besar,” ucapnya, Rabu, 24/09/2025.
Ia mengaku menerima banyak laporan warga dan turun berdiskusi dengan tokoh pemuda di sejumlah titik.
Basdir meminta RT RW, LPM, dan tokoh masyarakat melakukan pendekatan persuasif agar emosi tidak tersulut isu.
Kronologi singkat dan solusi jangka panjang
Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana menyebut perselisihan dua wilayah di Tallo berakar sejak akhir 1980-an.
Aparat menyiapkan posko di titik rawan dengan dukungan Brimob, Kodim, Polres, dan Satpol PP.
“Kami usahakan pertemukan perwakilan kampung untuk mencari penyelesaian,” ujar Arya, Rabu, 24/09/2025.
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin melaporkan sedikitnya lima rumah dan satu mobil terbakar pada kejadian terbaru.
Para pelaku memakai busur, batu, parang, hingga bom molotov dan sempat menghalangi petugas Damkar.
Basdir menekankan akar masalah harus disentuh.
Menurutnya pengangguran, problem sosial, dan narkotika membuat pemuda mudah diprovokasi.
Ia mendesak OPD membuka akses program UMKM dan penciptaan kerja, termasuk pemanfaatan Makassar Creative Hub.
“Kalau anak muda sibuk bekerja, perang kelompok tidak laku diprovokasi,” tutupnya.