Sulsel Times Makassar, 29 Desember 2024 – Annar Salahuddin Sampetoding (ASS), seorang pengusaha tambang ternama asal Makassar dan Toraja, kini menjadi sorotan publik setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus sindikat uang palsu yang melibatkan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Meski telah berstatus tersangka, Annar belum ditahan karena alasan kesehatan.
Ia kini dirawat di RS Bhayangkara Makassar dengan pengamanan ketat.
Di balik itu, polisi mengungkap peran strategis Annar sebagai penyandang dana utama dalam jaringan ini.
Peran Annar Salahuddin Sampetoding dalam Sindikat Uang Palsu
Menurut hasil penyelidikan, Annar Salahuddin Sampetoding memainkan peran kunci sebagai penyandang dana yang mendukung operasional sindikat uang palsu.
Polisi menyebutkan, Annar mengalokasikan dana sebesar Rp600 juta untuk membeli mesin cetak berbobot dua ton dari China.
Mesin ini digunakan untuk mencetak uang palsu dalam jumlah besar.
Produksi awal dilakukan di rumah Annar di Jalan Sunu, Makassar, sebelum akhirnya dipindahkan ke perpustakaan kampus UIN Alauddin Gowa demi memanfaatkan alat dengan kapasitas lebih besar.
Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, mengungkap bahwa Annar juga berperan sebagai fasilitator.
Ia memperkenalkan tersangka lain, seperti Muhammad Syahruna, kepada Andi Ibrahim, mantan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin, yang menyediakan lokasi produksi dan mendistribusikan uang palsu tersebut.
Baca Juga: 10 Fakta Kasus Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar10 Fakta Kasus Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar
“Annar Salahuddin Sampetoding tidak hanya menjadi penyandang dana, tetapi juga berkontribusi dalam memperluas jaringan distribusi uang palsu,” ujar Reonald dalam konferensi pers.
Kronologi Penetapan Tersangka
Annar Salahuddin Sampetoding pertama kali dipanggil oleh penyidik Polres Gowa pada Kamis malam (26/12).
Ia sempat dua kali mangkir dari panggilan sebelumnya.
Pada pemanggilan ketiga, Annar hadir bersama kuasa hukumnya dan menjalani pemeriksaan intensif hingga Jumat pagi (27/12).
Setelah lebih dari 24 jam pemeriksaan, Annar resmi ditetapkan sebagai tersangka ke-18 dalam jaringan sindikat ini.
Penetapan ini dilakukan setelah ditemukan bukti kuat yang mengaitkannya dengan kasus uang palsu.
Kapolres Gowa menegaskan bahwa detail peran Annar akan diungkap lebih lanjut oleh Kapolda Sulsel, Irjen Yudhiawan Wibisono, dalam konferensi pers yang dijadwalkan pada Senin (30/12).
Baca Juga: Annar Salahuddin Sampetoding Ditetapkan Tersangka Kasus Sindikat Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar
Mengapa Annar Salahuddin Sampetoding Belum Ditahan?
Setelah penetapan status tersangka, Annar dilarikan ke RS Bhayangkara Makassar pada Sabtu malam (28/12) karena mengeluhkan gangguan kesehatan.
Dokter yang menangani menyebut bahwa Annar memiliki riwayat penyakit jantung dan prostat, yang membuat kondisinya lemah.
“Pengamanan 24 jam dilakukan oleh empat anggota kami, sementara dua anggota keluarga ikut mendampingi di rumah sakit,” jelas Kapolres Reonald. Polisi memastikan bahwa meskipun Annar belum ditahan, penyelidikan tetap berjalan tanpa hambatan.
Modus Operandi Sindikat Uang Palsu
Jaringan ini menggunakan fasilitas perpustakaan kampus UIN Alauddin Makassar untuk mencetak uang palsu. Dalam kasus ini, mesin cetak berbobot dua ton yang didatangkan dari China menjadi kunci produksi.
Mesin tersebut dimasukkan ke kampus oleh Andi Ibrahim, dengan alasan mencetak buku-buku perpustakaan.
Sindikat ini mengedarkan uang palsu pecahan Rp100 ribu di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Sebanyak 18 tersangka telah ditetapkan, termasuk Annar dan beberapa pejabat kampus lainnya.
Polisi masih memburu tiga orang lain yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Kapolda Sulsel, Irjen Yudhiawan, menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengusut kasus ini hingga tuntas.
Profil Annar Salahuddin Sampetoding
Annar Salahuddin Sampetoding adalah seorang pengusaha tambang asal Makassar dan Toraja yang menjabat sebagai Presiden Direktur Siner Group dan Presiden Komisaris Sulwood Group. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi, seperti:
- Ketua KADIN Sulsel Bidang Kehutanan dan Perkebunan (1989–1994, 1999–2009).
- Ketua Umum Dewan Ekonomi Indonesia Timur (2016–sekarang).
- Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Wilayah Timur (2013–2016).
- Ketua Umum Pemuda Pancasila Sulawesi Selatan (2002–2007).
Namun, reputasi positif Annar kini tercoreng setelah keterlibatannya dalam sindikat uang palsu ini.
Peran Annar Salahuddin Sampetoding dalam kasus uang palsu di UIN Alauddin Makassar menjadi salah satu elemen utama yang diungkap polisi.
Sebagai penyandang dana utama dan fasilitator jaringan, Annar memberikan kontribusi besar dalam operasional sindikat ini.
Meski telah berstatus tersangka, Annar belum ditahan karena alasan kesehatan.
Kasus ini menjadi sorotan publik karena melibatkan pengusaha ternama dan akademisi.
Polisi berharap pengungkapan kasus ini dapat memberikan efek jera bagi pelaku lain dan mencegah kejahatan serupa di masa depan.