BeritaHukum & Peristiwa

Kronologi Demo Mahasiswa Papua Merdeka Ricuh di Makassar

0
Screenshot 2024 12 02 22 04 27 963 com.whatsapp.w4b
Sulsel Times Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Sulseltimes.com Makassar, 2 Desember 2024 — Aksi demonstrasi memperingati Hari Papua Merdeka yang digelar mahasiswa Papua di Makassar, Sulawesi Selatan, berujung ricuh. Demonstrasi yang awalnya berjalan damai di depan Asrama Mahasiswa Papua, Jalan Lanto Daeng Pasewang, berubah menjadi bentrokan antara massa aksi dan aparat keamanan.

Peristiwa ini mengakibatkan sejumlah kerusakan fasilitas umum, kendaraan rusak, dan korban luka-luka dari kedua belah pihak.

Kericuhan terjadi pada Senin, 2 Desember 2024, sekitar pukul 11.15 WITA di depan Asrama Mahasiswa Papua, Jalan Lanto Daeng Pasewang, Kecamatan Makassar.

Aksi berlangsung hingga siang hari sebelum akhirnya dibubarkan secara paksa oleh aparat kepolisian.

Demo ini diikuti oleh mahasiswa Papua yang memperingati Hari Papua Merdeka. Aparat kepolisian dari Polrestabes Makassar dan personel Brimob turut dikerahkan untuk mengamankan aksi, didukung oleh puluhan anggota TNI.

Beberapa pihak terkait lainnya adalah Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar, yang mengadvokasi mahasiswa dan mencatat adanya empat orang yang diamankan oleh aparat.

Baca Juga: Bentrok Mahasiswa Papua Merdeka di Makassar Ricuh

Demonstrasi berubah ricuh ketika mahasiswa mulai melemparkan batu ke arah aparat keamanan setelah didesak mundur ke dalam asrama.

Lemparan batu berlangsung selama lima menit, mengenai kendaraan bermotor yang terparkir di sekitar lokasi dan memecahkan kaca sebuah minimarket.

Menurut keterangan saksi mata, AR, seorang petugas parkir di lokasi, beberapa motor jatuh dan rusak akibat terkena lemparan batu.

“Gara-gara dipukul mundur tadi mahasiswa, mereka melempar ke arah aparat dan minimarket,” ujarnya.

Polisi merespons dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Insiden ini menyebabkan dua anggota polisi terluka.

Bripda Dimas Widodo, anggota Sabhara, mengalami luka di wajah, sementara Kompol Mursalim, Danyon A Brimob Polda Sulsel, terluka di tangan.

Beberapa mahasiswa juga mengalami luka-luka, termasuk luka terbuka di kepala, tangan, dan kaki, meskipun jumlah pastinya belum dapat dipastikan.

Mengapa Terjadi Ricuh?

Kapolrestabes Makassar, Kombes Mokhamad Ngajib, mengungkapkan bahwa demonstrasi sebenarnya telah diberitahukan kepada kepolisian sebelumnya.

Namun, aksi yang seharusnya berlangsung damai berubah menjadi anarkis ketika massa melakukan perusakan fasilitas umum.

“Karena ada perusakan fasilitas umum dan kendaraan, kami melakukan tindakan tegas untuk membubarkan aksi tersebut,” ujar Ngajib.

Kericuhan dimulai setelah mahasiswa merasa didesak mundur oleh aparat. Situasi semakin memanas ketika batu-batu mulai dilempar ke arah aparat, memicu respons dari pihak kepolisian yang menggunakan gas air mata dan water cannon untuk mengendalikan situasi.

Baca Juga: Masyarakat Makassar Serukan Mahasiswa Papua Tidak Membuat Kekacauan di Makassar

Empat orang, termasuk dua mahasiswa Papua, seorang mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) yang ikut dalam aksi solidaritas, dan seorang anggota LBH Makassar, dilaporkan ditangkap oleh aparat.

Hingga saat ini, keberadaan mereka belum diketahui, menurut pengacara LBH Makassar, Mirayati Amin.

Selain korban luka-luka, kericuhan ini juga menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum di sekitar lokasi, seperti kaca minimarket yang pecah dan kendaraan yang rusak.

Suasana di Jalan Lanto Daeng Pasewang mulai kondusif pada sore hari, meskipun aparat masih disiagakan untuk mengantisipasi potensi kericuhan lanjutan.

Aksi demonstrasi mahasiswa Papua di Makassar yang awalnya bertujuan memperingati Hari Papua Merdeka berubah menjadi kericuhan.

Insiden ini menyoroti pentingnya pengelolaan aksi massa dan pengamanan yang lebih persuasif agar tidak terjadi bentrokan di masa mendatang.

Aparat keamanan dan penyelenggara aksi diharapkan dapat bekerja sama lebih baik untuk menjaga ketertiban.

Ikuti Sulsel Times di
Google News
Follow
Exit mobile version