Sulseltimes.com Makassar — Kabupaten Gowa menjadi penerima alokasi pupuk organik bersubsidi terbanyak se-Sulawesi Selatan (Sulsel) pada 2025 dengan kuota 18.615 ton.
Data resmi dari PT Pupuk Indonesia menyebut total kuota pupuk organik untuk Sulsel tahun depan mencapai 71.492 ton, meningkat 391% dari 2024 yang hanya 14.538 ton.
Penetapan ini berdasarkan rekomendasi Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mendorong swasembada pangan nasional.
Alokasi Kuota: Gowa Ungguli Sidrap dan Bone
Berdasarkan rilis resmi Pupuk Indonesia Regional Sulamapua (Sulawesi, Maluku, Papua) yang dikutip Sulseltimes.com, distribusi pupuk organik di Sulsel 2025 diprioritaskan untuk daerah penghasil padi dan jagung.
Selain Gowa, Kabupaten Sidrap memperoleh 12.521 ton, disusul Bone (7.945 ton).
Namun, tiga wilayah Toraja Utara, Kepulauan Selayar, dan Kota Parepare tidak masuk daftar penerima.
“Alokasi ini mengacu pada evaluasi Kementan terkait kesiapan lahan, produktivitas, dan komitmen petani menggunakan pupuk organik,” jelas Sukodim, Senior Manager Pupuk Indonesia Sulamapua, dalam konferensi pers di Makassar, Kamis (27/6).
Kenaikan 56.954 Ton: Dukungan untuk Swasembada Pangan
Sukodim menyebut kenaikan kuota sebesar 56.954 ton menjadi bukti keseriusan pemerintah pusat dalam program pertanian berkelanjutan.
“Dengan pupuk organik, kesuburan tanah terjaga, biaya produksi petani turun, dan target swasembada pangan lebih realistis,” ujarnya.
Menurut data Dinas Pertanian Sulsel, Gowa dipilih sebagai penerima utama karena kontribusinya menyuplai 23% beras Sulsel dan menjadi lokasi proyek percontohan pertanian organik sejak 2023.
Edukasi Petani Jadi Kunci Optimalkan Pupuk Organik
Untuk memastikan distribusi efektif, Pupuk Indonesia menggelar program pendampingan petani di 24 kabupaten/kota penerima kuota.
“Kami adakan sekolah lapang, uji tanah gratis, dan demplot pertanian organik. Targetnya, 70% petani di Gowa paham teknik pemupukan berimbang pada 2025,” papar Sukodim.
Salah satu penerima manfaat, Ardi (42), petani di Kecamatan Pattallassang, Gowa, mengaku antusias.
“Dua tahun pakai pupuk organik, hasil panen jagung saya naik 20%. Biaya lebih hemat Rp500 ribu per hektar.”
Alokasi pupuk organik untuk Gowa mencerminkan strategi pemerintah menjadikan Sulsel sebagai lumbung pangan nasional.
Dengan kolaborasi antara Kementan, Pupuk Indonesia, dan petani, target produksi beras 3,5 juta ton pada 2025 semakin realistis.