BeritaHukum & Peristiwa

Detail Kronologi Dua Saudara Tenggelam di Kubangan Bekas Galian Makassar

0
Banner Post Sulseltimes 20241212 232211 0000
Sulsel Times Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Sulseltimes.com Makassar, 13 Desember 2024 —  Tragedi memilukan terjadi di Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis, 12 Desember 2024.

Dua saudara kandung, Fauzan (9) dan Fauzi (8), tenggelam di kubangan bekas galian sedalam tiga meter saat pulang dari sekolah.

Peristiwa ini berlangsung sekitar pukul 08.30 WITA dan menimbulkan duka mendalam bagi keluarga serta masyarakat setempat.

Kapolsek Manggala, Kompol Semuel To’Longan, menjelaskan bahwa insiden bermula ketika kedua anak itu memilih menggunakan jalan pintas di Jalan Ance Deng Hayo Lorong 6 untuk pulang ke rumah.

Fauzi diduga terpeleset saat melintasi kubangan licin yang dipenuhi air akibat musim hujan.

Melihat adiknya terjatuh, Fauzan berusaha menyelamatkan, namun nahas, ia pun ikut tenggelam.

“Jadi kedua korban ini bersaudara kandung melintas di TKP, itu jalan pintasnya untuk pulang ke rumah,” kata Kompol Semuel.

“Namun yang adik atas nama Fauzi (8) pada saat menyeberang terpeleset hingga jatuh. Hingga kakaknya bernama Fauzan (9) ingin membantu juga tenggelam,” tambahnya.

Penemuan tragis oleh Sang Ibu kedua anak tersebut pertama kali ditemukan oleh ibu mereka yang merasa khawatir karena mereka tidak kunjung pulang.

Menurut Agustinus Bara (46), warga setempat yang turut membantu evakuasi, ibu korban langsung berteriak meminta tolong begitu melihat anak-anaknya berada di kubangan.

Baca Juga: Kubangan Bekas Galian di Makassar Telan Korban, Satu Tewas Di Tempat

“Mamanya ji yang lihat ki, dia tunggu anaknya di rumah tapi tidak sampai-sampai, jadi dia pergi lihat di jalan yang biasa dilewati anaknya. Sampai di sini baru berteriak minta tolong, anaknya tenggelam,” ungkapnya.

Warga sekitar segera menolong korban. Fauzi ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa, sementara Fauzan masih bernafas meskipun kritis.

“Yang dapat pertama kali itu anak kos di sekitar sini turun bantu tolong.

Tadi kakaknya tadi masih bernafas, tapi sudah kritis, sempat dipompa. Kalau adiknya sudah tidak ada,” kata Agustinus.

Fauzan segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif, namun nyawanya tidak terselamatkan.

Area berbahaya yang diabaikan kubangan bekas galian yang menjadi lokasi kejadian sering digunakan sebagai jalan pintas oleh warga, terutama saat musim kemarau.

Namun, saat musim hujan, kubangan ini berubah menjadi jebakan berbahaya yang mengancam keselamatan, terutama bagi anak-anak.

Kompol Semuel menegaskan bahwa pihak kepolisian berencana menutup akses jalan ini untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

“Tidak ada bantuan jembatan, sehingga anak-anak mungkin tidak tahu bahwa licin di bawah. Pada saat musim hujan terisi air, kalau kering ditempati anak-anak bermain bola,” jelasnya.

Ikuti Sulsel Times di
Google News
Follow
Exit mobile version