Berita

BPBD Sulsel Identifikasi 8 Daerah Rawan Banjir dan Longsor

0
BPBD Sulsel Identifikasi 8 Daerah Rawan Banjir dan Longsor 20241206 182819 0000
Sulsel Times Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Sulseltimes.com Makassar, 6 Desember 2024 – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan (Sulsel) telah mengidentifikasi delapan kabupaten dan kota yang berpotensi dilanda bencana banjir dan longsor.

Ancaman bencana hidrometeorologi ini menjadi perhatian serius di tengah cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi selama tiga hari, mulai 4 hingga 6 Desember.

“Jadi memang kita ini berdasarkan peringatan dari BMKG, memang di tanggal 4 sampai tanggal 6 (Desember) itu ada peringatan dini, di mana ada beberapa daerah tertentu yang masuk pada status waspada dengan siaga,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Sulsel, Amson Padolo, kepada wartawan, Kamis (5/12/2024).

Daerah Rawan Bencana

BPBD Sulsel telah memetakan wilayah-wilayah yang rentan bencana selama periode tersebut. Pada 5 Desember, Barru, Pangkep, Maros, Gowa, Makassar, dan Luwu Timur berada dalam zona bahaya peringatan dini.

Sedangkan pada 6 Desember, risiko banjir dan longsor meluas ke Barru, Pangkep, Maros, Gowa, Takalar, Jeneponto, Makassar, dan Luwu Timur.

Amson menegaskan bahwa pihaknya telah mengambil langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi potensi bencana ini.

“Kita sudah memetakan wilayah-wilayah rawan. Pemantauan intensif dilakukan untuk memastikan kesiapsiagaan,” jelasnya.

Langkah Antisipasi Pemerintah

Pj Gubernur Sulsel, Zudan Arif Fakrulloh, telah mengirimkan surat edaran kepada bupati dan wali kota di Sulsel untuk mengantisipasi dampak bencana.

Surat bernomor 100.3.4/8204/BPBD Tahun 2024 itu dikeluarkan pada 24 November 2024 dan berisi imbauan bagi pemerintah daerah untuk membentuk posko kesiapsiagaan serta melakukan pemantauan intensif di wilayah masing-masing.

“Ini memang kita sudah antisipasi lebih awal. Kita kan tidak bisa menolak bencana, tapi bagaimana kita meminimalisir akibat yang ditimbulkan,” tambah Amson.

Surat edaran tersebut juga meminta agar pemerintah daerah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk TNI dan Polri, untuk meningkatkan kesiapan menghadapi bencana.

Amson menggarisbawahi bahwa penanganan bencana adalah tanggung jawab bersama.

“Kita juga telah menyiagakan aparatur pemerintah daerah termasuk kesiapsiagaan dari TNI Polri. Perlu kita pahami bersama bahwa urusan bencana itu adalah urusan bersama,” tegasnya.

Selain ancaman banjir dan longsor, Amson juga menyoroti potensi bahaya dari pohon-pohon tua yang rawan tumbang di tengah hujan deras dan angin kencang.

Ia mengimbau pemerintah daerah untuk segera melakukan pemangkasan pohon-pohon rapuh yang berada di lokasi strategis.

“Jadi bagaimana melihat kondisi pepohonan yang sudah rapuh, yang sudah lebat, dan membahayakan keselamatan warga.

Itu kalau bisa dipangkas sehingga tidak terjadi seperti beberapa kejadian yang terjadi di beberapa kabupaten,” kata Amson.

Dengan adanya peringatan dini ini, BPBD Sulsel berharap seluruh pihak, baik masyarakat maupun pemerintah daerah, dapat meningkatkan kesiapsiagaan untuk meminimalisir dampak bencana.

Warga diminta tetap waspada dan segera melaporkan kondisi berbahaya di lingkungan sekitar.

Langkah-langkah pencegahan, seperti pembentukan posko kesiapsiagaan, pemantauan intensif, dan penanganan pohon-pohon rawan tumbang, diharapkan dapat membantu mengurangi risiko bencana yang mengancam delapan wilayah tersebut.

“Semoga dengan kesiapsiagaan ini kita bisa menghindari dampak besar dari bencana. Keselamatan warga adalah prioritas utama,” pungkas Amson.

Ikuti Sulsel Times di
Google News
Follow
Exit mobile version